Repelita Boyolali - Warga Desa Ketoyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali menyampaikan bantahan atas tudingan yang menyebut lokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Joko Widodo di desa mereka adalah fiktif.
Tudingan itu dilontarkan oleh ahli digital forensik Rismon Sianipar yang mengklaim Desa Ketoyan baru berdiri pada awal 2000-an.
Sekretaris Desa Ketoyan, Tofan Bangkit Sanjaya, menyatakan bahwa desa tersebut telah ada sejak lama dan memiliki bukti administratif yang sah.
"Kalau menurut arsip dan buku desa ini, tahun 1954 sudah ada lurah aktif. Maka, saya bisa menyimpulkan bahwa sebelum tahun itu pun Desa Ketoyan sudah ada," ujar Tofan pada Selasa, 24 Juni 2025.
Ia menambahkan, terdapat dokumen autentik yang membuktikan keberadaan Desa Ketoyan sejak 1954, lengkap dengan struktur pemerintahan desa seperti lurah dan perangkatnya.
Tofan mengungkapkan, pada 13 September 1954, telah terbit Surat Keputusan Bupati yang mengesahkan jabatan Lurah Djentoe Abdul Wahab.
Selain itu, juga terdapat buku Later C dan sejumlah dokumen lama lain yang menunjukkan bahwa keberadaan desa tersebut sudah tercatat secara resmi jauh sebelum era reformasi.
"Kalau ada statement yang mengatakan Desa Ketoyan baru terbentuk tahun 2000-an, berdasarkan data dan dokumen desa, itu jelas keliru dan menyesatkan," tegasnya.
Salah satu warga setempat, Muh Huri (70), juga turut memberikan kesaksian mengenai keberadaan Jokowi di desa itu saat menjalani KKN.
Ia mengaku pernah berinteraksi langsung dan bahkan membonceng Jokowi naik Vespa untuk membeli gitar di Solo.
"Pak Jokowi yang tahu lokasi toko gitar di Solo, sehingga dia bersedia mengantar," ungkap Huri.
Sebelumnya, Rismon Sianipar meragukan keaslian lokasi KKN Jokowi yang disebut berlangsung di Kecamatan Wonosegoro pada 1983 saat masih kuliah di Fakultas Kehutanan UGM.
Melalui video yang diunggah di kanal YouTube Balige Academy dan disebarluaskan ulang lewat akun X @SianiparRismon pada 13 Juni 2025, ia mengklaim tidak menemukan bukti keberadaan aktivitas KKN di lokasi tersebut.
"Setelah saya berkunjung langsung ke Kabupaten Boyolali, Kecamatan Wonosegoro, tidak ada bukti atau dokumen yang membuktikan Jokowi KKN di kecamatan tersebut. Entah darimana Bareskrim simpulkan data tersebut," tulis Rismon.
Dalam video tersebut, Rismon dan timnya sempat bertanya kepada petugas kecamatan namun tidak menemukan berkas yang mereka cari, dengan alasan dokumen sudah tua dan perlu ditelusuri lebih lanjut.
"Kita masuk dulu, soalnya belum ada filenya, berkasnya, katanya sudah tua. Kita nggak tahu. Kalau memang nggak dapat hari ini, bisa jadi kita datang lagi ya kan," ujar Rismon dalam video itu.
Saat akhirnya bertemu dengan Camat, tim Rismon mengutarakan niat mereka mencari kejelasan agar tidak terjadi kebingungan di masyarakat.
"Kita pingin tahu apakah bapak pernah dengar dan pingin mengetahui kebenaran itu karena publik, masyarakat, juga ingin tahu kebenarannya biar tidak ada dusta di antara kita," kata salah satu anggota tim Rismon. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok.