Kontroversi Ijazah Jokowi Memanas Pakar Forensik Desak Pengujian Mandiri untuk Ungkap Kebenaran

Repelita Jakarta - Kontroversi keaslian ijazah mantan Presiden Jokowi terus bergulir.

Pakar digital forensik Rismon Sianipar menyoroti dugaan keterlibatan Pasar Pramuka, Jakarta, sebagai lokasi produksi dokumen yang dipertanyakan keasliannya.

Menurut Rismon, pernyataan politisi senior PDIP Beathor Suryadi yang mengaitkan nama-nama penting di tim pemenangan Jokowi dengan lokasi pembuatan dokumen tersebut sangat serius dan tidak bisa dianggap enteng.

Ia menegaskan bahwa klarifikasi diperlukan jika ijazah tersebut benar-benar asli.

Rismon juga mengkritik kinerja aparat penegak hukum, khususnya Bareskrim Polri, yang dinilai hanya bertindak jika menguntungkan pihak tertentu.

Menurutnya, Bareskrim harus memanggil semua saksi, termasuk mereka yang mengetahui proses produksi ijazah di Pasar Pramuka, untuk memastikan pencarian kebenaran yang tidak berpihak dan berdasarkan bukti konkret.

Ia menantang aparat dan pihak terkait agar mau melakukan pengujian dokumen tersebut di laboratorium independen untuk memastikan keasliannya secara ilmiah dan objektif.

Rismon menyebutkan laboratorium milik BRIN di Serpong atau fasilitas laboratorium militer TNI AD sebagai tempat yang layak untuk menguji dokumen tersebut.

Ia yakin hasil pengujian usia kertas dan tinta bisa diketahui dalam hitungan hari dan memberikan bukti ilmiah yang jelas.

Rismon menyatakan jika dokumen tersebut asli tanpa manipulasi, maka tidak ada alasan untuk takut diuji oleh pihak lain.

Ia mencontohkan lembar pengesahan skripsi Jokowi yang usia kertasnya jauh setelah tahun 1985, sehingga bisa dipastikan palsu jika diuji secara benar.

Rismon juga mempertanyakan lokasi produksi dokumen sesuai dengan tuduhan yang dilontarkan Beathor Suryadi, yang menyebut Pasar Pramuka dan Salemba sebagai tempat pencetakan ijazah.

Ia menegaskan pentingnya kejelasan lokasi produksi dokumen tersebut untuk membuktikan kebenaran. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga