Repelita Jakarta - Ketua Umum GRIB Jaya, Rosario de Marshall atau yang dikenal dengan nama Hercules, kembali menjadi sorotan publik.
Ia sebelumnya menuai kontroversi setelah dituding menghina mantan Kepala BIN dan eks Gubernur DKI Jakarta, Jenderal TNI (Purn) Sutiyoso.
Pernyataan itu memicu reaksi keras dari sejumlah purnawirawan TNI, termasuk Andi Jamal Kamaruddin Daeng Masiga atau Om Bethel, yang pernah menjadi aktivis mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar tahun 1985.
Om Bethel yang berasal dari Sumatera Utara bahkan menantang Hercules secara terbuka.
Dalam sebuah video yang diunggah ke akun TikTok @perjuangan_kita2, ia mengecam keras ucapan Hercules.
“Langkahi dulu mayat kami jangan kau hina jenderal kami. Itu adalah jenderal kami,” katanya dalam video tersebut, dikutip Minggu (11/5/2025).
Ia juga memperingatkan Hercules untuk menjaga ucapannya.
“Moncong mu kau jaga, mulutmu kamu jaga. Beliau sudah berjasa di negeri ini,” lanjutnya.
Ia menilai bahwa Hercules bisa tumbuh karena peran dan bantuan dari TNI.
“Ingat kami bukan ayam sayur. Kami adalah ayam petarung. Kami memang purnawirawan tapi hati kami adalah pejuang siap mati sampai darah penghabisan,” tegasnya.
Pernyataan tersebut memicu respons balik dari jajaran GRIB, khususnya dari wilayah Sulawesi Selatan.
Wakil ketua dan anggota GRIB Sulsel menyatakan keberatan atas tantangan tersebut.
Mereka balik menantang Om Bethel.
Menurut mereka, tantangan itu bisa dijawab secara terbuka, baik “di dalam sarung” maupun “di luar sarung”.
“Kami akan menantang di dalam atau diluar sarung,” ujar salah satu anggota GRIB Sulsel.
Di tengah polemik tersebut, Hercules justru mengisi jabatan baru sebagai Komisaris Utama PT Titu Harmoni, sebuah perusahaan jasa keamanan yang pernah ia dirikan.
Perusahaan itu mulai beroperasi pada awal 2000-an dan dikenal menangani pengamanan ruko-ruko di kawasan Jakarta.
Pada masa awal pendiriannya, PT Titu Harmoni bahkan sempat mengakuisisi lembaga pendidikan kejuruan Saint Mary yang terletak di Petojo Utara.
Namun, lembaga itu akhirnya dieksekusi pengadilan pada 2014.
Dalam operasionalnya, perusahaan ini diketahui mempekerjakan lebih dari 200 orang, sebagian besar adalah mantan pengikut Hercules di kawasan Tanah Abang.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok