Repelita Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mengalami kerugian sebesar 76,49 juta dolar AS atau sekitar Rp1,26 triliun pada kuartal pertama tahun 2025.
Jumlah tersebut dihitung berdasarkan kurs Rp16.479 per dolar AS.
Sementara itu, PT Danantara Asset Management mulai menyuntikkan dana secara bertahap ke Garuda Indonesia.
Pada tahap awal, Danantara menggelontorkan dana sebesar Rp6,65 triliun.
Rencana total suntikan modal dari Danantara mencapai 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp16,5 triliun.
Direktur Operasional Danantara, Dony Oskaria, menyatakan bahwa pada tahap pertama, pihaknya memberikan pinjaman pemegang saham sebesar 405 juta dolar AS atau setara Rp6,65 triliun.
Menurut Dony, tahapan selanjutnya akan diputuskan berdasarkan hasil evaluasi terhadap kinerja Garuda usai menerima dana awal tersebut.
"Nanti akan ada lagi yang akan kita inject. Mungkin kalau kita lihat ekuitas bagus, pasti akan kita lakukan. Tapi kalau kita lihat misalnya ternyata ini tidak bagus, ya akan kita tutup. Tentu ini baru tahap 1, kemudian akan masuk lagi tahap kedua, dan selanjutnya," ujar Dony dalam konferensi pers pada Selasa, 24 Juni 2025.
Dari sisi kinerja keuangan, rugi bersih Garuda tercatat turun 9,58 persen dibandingkan kuartal pertama 2024 yang sebesar 87,04 juta dolar AS atau sekitar Rp1,43 triliun.
Penurunan kerugian itu didorong oleh naiknya pendapatan usaha sebesar 1,62 persen menjadi 723,56 juta dolar AS atau Rp11,92 triliun.
Pendapatan dari penerbangan berjadwal mencapai 603,7 juta dolar AS atau sekitar Rp9,95 triliun.
Sementara pendapatan dari penerbangan charter naik signifikan menjadi 37,96 juta dolar AS atau sekitar Rp625 miliar.
Namun, pendapatan lain-lain justru turun 12,2 persen menjadi 81,92 juta dolar AS.
Garuda Indonesia juga masih memiliki beban utang cukup besar.
Total liabilitas perusahaan tercatat sebesar 7,89 miliar dolar AS atau sekitar Rp130 triliun hingga kuartal pertama 2025.
Angka itu sedikit menurun dibandingkan posisi akhir 2024 yang sebesar 7,97 miliar dolar AS atau sekitar Rp131,35 triliun.
Utang jangka pendek Garuda mencapai 1,26 miliar dolar AS atau sekitar Rp20,76 triliun.
Sementara itu, liabilitas jangka panjang sebesar 6,63 miliar dolar AS atau sekitar Rp109,24 triliun.
Aset total perusahaan hingga akhir kuartal pertama 2025 sebesar 6,46 miliar dolar AS atau sekitar Rp106 triliun. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok