Buni Yani Sindir Isu Ijazah Jokowi Dicetak di Pasar Pramuka: Tidak Bisa Dilacak, Sudah Kebakaran

 

Repelita Jakarta - Nama Pasar Pramuka kembali mencuat dalam perbincangan publik, bukan karena aktivitas perdagangan, melainkan dugaan keterkaitannya dengan pencetakan ulang ijazah Presiden ke-7 RI, Joko Widodo.

Pernyataan itu datang dari Beathor Suryadi, politikus senior PDIP, yang menyebut bahwa ijazah Jokowi dari Fakultas Kehutanan UGM pernah dicetak ulang di kawasan Pasar Pramuka menjelang Pilkada DKI 2012.

Lokasi yang dimaksud berada di Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat.

Menurut Beathor, pencetakan tersebut dirancang dalam sebuah pertemuan antara beberapa tokoh dari Solo dan kader PDIP Jakarta.

Ia menyebut beberapa nama yang hadir, di antaranya David, Anggit, dan Widodo dari Solo, serta Denny Iskandar, Indra, dan Yulianto dari Jakarta.

Yang benar-benar tahu asal-usul ijazah itu hanya Denny dan Widodo.

Pernyataan Beathor ini memicu respons dari Buni Yani, peneliti yang dikenal kerap menyoroti isu-isu politik dan media.

Jurusan Teknologi Kayu, Universitas Pasar Pramuka tidak bisa dilacak.

Sudah kebakaran.

Komentarnya merujuk pada sulitnya membuktikan dugaan tersebut karena sumber dokumen yang disebut-sebut tak lagi bisa diverifikasi.

Dalam wawancara yang sama, Beathor juga menyebut sejumlah tokoh yang menurutnya pernah melihat langsung ijazah Jokowi.

Nama-nama tersebut antara lain Prasetyo Edi Marsudi, Ketua DPRD DKI Jakarta periode 2014–2024, Juri Ardiantoro yang sempat menjabat Ketua KPU DKI, dan M. Syarif dari Fraksi Gerindra.

Tidak semua orang bisa mengenali keaslian dokumen, apalagi jika tidak ada niat untuk menyelidikinya.

Pasar Pramuka sendiri sempat mengalami kebakaran besar pada 2 Desember 2024 yang menghanguskan sekitar 50 kios.

Penyebab kebakaran disebut berasal dari korsleting listrik yang cepat menjalar karena banyaknya bahan mudah terbakar di lokasi. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga