
Repelita Tel Aviv - Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu, dikabarkan meninggalkan negaranya dan terbang ke Yunani di tengah memburuknya situasi setelah serangan balasan Iran mengguncang wilayah Tel Aviv.
Ia disebut menumpang pesawat kenegaraan Wing of Zion, yang setara dengan Air Force One, pada Jumat pagi.
Keberadaan Netanyahu hingga kini belum dikonfirmasi secara resmi oleh kantornya.
Namun, sejumlah sumber diplomatik memastikan bahwa ia kini berada di Yunani.
Laporan media juga menyebut pesawat resmi Netanyahu terpantau mendarat di Athena, memicu dugaan evakuasi darurat demi alasan keamanan.
Pemilihan Yunani sebagai tujuan pelarian dinilai strategis.
Negara tersebut berada cukup dekat secara geografis namun tetap di luar jangkauan langsung zona perang.
Selain itu, hubungan bilateral antara Israel dan Yunani selama satu dekade terakhir cukup solid, menjadikan Yunani mitra strategis yang aman.
Keberadaan Netanyahu di Yunani memicu pertanyaan baru.
Apakah pemerintah Yunani akan menjalankan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu yang telah diterbitkan oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
ICC sebelumnya telah merilis surat perintah terhadap Netanyahu dan mantan menteri pertahanannya, Yoav Galant, atas dugaan pelanggaran HAM dalam konflik Gaza sejak Oktober 2023.
Meski Yunani merupakan anggota ICC, kecil kemungkinan mereka akan menahan Netanyahu.
Pertimbangan politik dan kepentingan bilateral menjadi alasannya.
Sikap hati-hati pemerintah Yunani tercermin dari pernyataan juru bicara mereka, Pavlos Marinakis, yang mengkritik keputusan ICC sebagai tindakan yang tidak membantu penyelesaian masalah.
Ia menegaskan Israel adalah korban serangan teroris dan tidak sepatutnya disamakan dengan negara agresor.
Sementara itu, situasi di Israel kian genting.
Militer Iran melancarkan serangan besar-besaran ke Tel Aviv pada waktu bersamaan dengan kabar pelarian Netanyahu.
Sebagian besar drone berhasil digagalkan sistem pertahanan Israel.
Namun tujuh rudal Iran dikabarkan mengenai kawasan metropolitan Tel Aviv dan Ramat Gan, menyebabkan luka ringan hingga sedang pada tujuh warga sipil.
Suasana mencekam terlihat di berbagai kota besar, dengan warga berlarian ke tempat perlindungan saat sirine peringatan berbunyi.
Ledakan dan puing bangunan terekam dalam video yang menyebar luas di media sosial.
Pemerintah Israel kini dalam posisi siaga penuh.
Militer menyatakan akan segera membalas serangan Iran namun belum memberikan rincian waktu dan bentuk respons tersebut.
Ayatollah Ali Khamenei menyebut serangan Iran adalah bentuk pembalasan sah atas agresi Israel sebelumnya.
Melalui media sosial, ia memperingatkan bahwa Israel akan menghadapi pembalasan lebih keras bila melanjutkan provokasi.
Ia menegaskan Israel tidak akan lolos tanpa konsekuensi dari tindakannya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

