Repelita Jakarta - Jurnalis senior Hersubeno Arief mengkritik tajam kondisi penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025 yang dianggap memprihatinkan.
Ia menyoroti teguran resmi dari Pemerintah Arab Saudi melalui nota diplomatik yang bocor ke publik sebagai sinyal buruk terhadap pengelolaan haji oleh Kementerian Agama menjelang akhir masa tugasnya.
Hersubeno mengungkapkan bahwa angka kematian jemaah haji asal Indonesia sangat tinggi dan menjadi perhatian serius pihak Arab Saudi.
Data menunjukkan sekitar 50 persen dari total kematian jemaah haji dunia berasal dari Indonesia, dengan jumlah yang sudah mencapai 275 orang dan kemungkinan bertambah.
Menurutnya, teguran diplomatik itu menunjukkan adanya masalah serius dalam tata kelola penyelenggaraan haji tahun ini.
Berbagai temuan menyebutkan kekacauan pendataan jemaah, ketidaksiapan saat kedatangan, pelaksanaan ibadah yang tidak optimal, hingga masalah dalam pengelolaan kepulangan.
Hersubeno mengaitkan kondisi ini dengan peralihan wewenang penyelenggaraan haji dari Kementerian Agama ke Badan Pengelola Haji yang akan mulai berlaku tahun depan.
Ia mengingatkan bahwa peralihan tersebut harus diiringi perbaikan menyeluruh, bukan justru ditutup dengan catatan buruk seperti sekarang.
Kekhawatiran juga muncul terkait rencana pemangkasan kuota haji Indonesia hingga 50 persen yang pernah disampaikan Kepala BPH.
Meski klaim berhasil digagalkan lewat diplomasi, Hersubeno menilai risiko pemangkasan kuota bisa kembali muncul jika pembenahan tidak segera dilakukan. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok