Repelita Jakarta - Seorang perempuan bernama Jyoti Rani ditangkap oleh kepolisian di Negara Bagian Haryana, India.
Perempuan berusia 33 tahun itu dikenal luas sebagai blogger perjalanan.
Ia kini dituduh menjadi mata-mata yang bekerja untuk Pakistan.
Penahanan terhadap Rani merupakan bagian dari Operasi Sindoor.
Operasi tersebut digelar di tengah konflik yang kian memanas antara India dan Pakistan.
Sebagai konten kreator, Rani memiliki kanal YouTube “Travel with Jo” dengan lebih dari 370 ribu pelanggan.
Akun Instagram miliknya juga memiliki lebih dari seratus ribu pengikut.
Pihak kepolisian menyatakan bahwa Rani ditangkap karena diduga memberikan informasi rahasia kepada pejabat di Komisi Tinggi Pakistan di New Delhi.
Pada 6 Mei lalu, Rani sempat mengunggah vlog saat bepergian di Indonesia.
Dalam tayangan itu, ia menumpang kereta api dari Surabaya menuju Jakarta dengan tiket seharga Rp880 ribu.
Penangkapan dilakukan di kawasan New Aggarwal Extension, Distrik Hisar, Haryana.
Rani dijerat dengan pasal-pasal dalam Undang-Undang Rahasia Resmi India dan UU Bharatiya Nyaya Sanhita.
Ia dianggap mengancam kedaulatan dan stabilitas nasional India.
Pada 17 Mei, Rani dihadapkan ke pengadilan.
Namun, ia masih berada dalam tahanan karena sedang menjalani pemeriksaan oleh badan intelijen.
Rani adalah anak dari Harish Kumar Malhotra, seorang pensiunan pegawai Dewan Listrik Haryana.
Ia sempat bekerja di sebuah perusahaan di Gurugram, namun berhenti sejak pandemi Covid-19.
Dalam tiga tahun terakhir, ia aktif sebagai blogger perjalanan.
Pada 6 Mei, ia meninggalkan rumah dan berpamitan kepada orang tuanya dengan alasan pergi ke Delhi.
Penyelidikan menunjukkan bahwa Rani menjalin kontak langsung dengan seorang pejabat Pakistan yang menjadi pembinanya.
Pada Maret dan April, ia juga sempat mengunggah konten yang memperlihatkan perjalanannya di Pakistan.
Video itu menampilkan Pakistan secara positif di tengah situasi konflik.
Pihak berwenang menyatakan bahwa Rani mengunjungi Komisi Tinggi Pakistan pada 2023 untuk mengurus visa kunjungan.
Di sana, ia bertemu dengan pejabat bernama Ehsan-ur-Rahim alias Danish.
Keduanya bertukar kontak dan terus berkomunikasi setelah itu.
Rani mendapatkan visa dan dua kali bepergian ke Pakistan.
Atas arahan Danish, ia bertemu dengan Ali Ahwan yang mengatur logistik selama perjalanannya.
Ali mempertemukannya dengan dua pejabat intelijen Pakistan, Shakir dan Rana Shahbaz.
Untuk menyamarkan hubungan, Rani menyimpan nomor Shakir di ponselnya dengan nama Jatt Randhawa.
Ia terus berkomunikasi dengan jaringan tersebut melalui media sosial.
Rani juga mulai mengirim informasi sensitif tentang instalasi vital India kepada mereka.
Editor: 91224 R-ID Elok