Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Senjata China Dipakai Pakistan Tembus Pertahanan India, Dunia Soroti Efektivitasnya

 Misteri Kemampuan Senjata Buatan China yang Dipakai Pakistan Lawan India

Repelita Islamabad - Lebih dari satu minggu setelah tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Pakistan dan India, Menteri Luar Negeri Pakistan melakukan kunjungan diplomatik ke China.

Kunjungan ini dilaporkan membawa laporan terkait performa alutsista buatan China yang digunakan Pakistan dalam serangan balasan terhadap India.

Dalam pernyataannya, Pakistan mengklaim bahwa jet tempur buatan China berhasil menjatuhkan enam pesawat tempur India yang berasal dari armada Rafale.

Keberhasilan tersebut dianggap oleh pemerintah Pakistan sebagai bukti meningkatnya kekuatan militer China melalui alutsista yang dipasok ke negara tersebut.

Meski demikian, analis dari Asia Society Policy Institute, Lyle Morris, menyatakan bahwa informasi yang tersedia masih sangat terbatas.

Ia menilai ruang lingkup konflik yang sempit belum cukup untuk menarik kesimpulan pasti mengenai kualitas persenjataan China.

"Namun, ini adalah kesempatan langka bagi komunitas internasional untuk melihat kinerja senjata China dalam konflik langsung melawan persenjataan Barat," ujar Morris.

Menurut laporan dari Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), sekitar 63 persen ekspor senjata China ditujukan ke Pakistan.

Dalam pertempuran terakhir, Pakistan diketahui menggunakan jet tempur J10-C Vigorous Dragon dan JF-17 Thunder.

Kedua jet ini dilengkapi dengan rudal udara-ke-udara, dan untuk pertama kalinya J10-C dilibatkan dalam misi tempur langsung.

Selain kekuatan udara, sistem pertahanan Pakistan juga mengandalkan senjata China seperti rudal jarak jauh HQ-9P, radar militer, serta pesawat drone tempur dan pengintai.

“Ini adalah pertama kalinya dalam konflik besar, sebagian besar kekuatan militer Pakistan mengandalkan senjata buatan China sebagai sistem utama,” ujar Bilal Khan, pendiri Quwa Defence News and Analysis Group.

Di tengah konflik, saham Chengdu Aircraft Company—produsen J10-C—tercatat sempat naik lebih dari 40 persen.

Kondisi ini menimbulkan harapan bahwa perusahaan-perusahaan pertahanan China akan menerima lebih banyak pesanan dari negara lain.

Namun demikian, para analis menilai bahwa industri senjata China masih menghadapi kendala serius.

Beberapa alutsista belum dapat diproduksi massal, khususnya mesin pesawat, dan China masih butuh waktu untuk menjadi eksportir senjata besar di tingkat global.

Sebagian pengamat juga memperingatkan bahwa reaksi pasar dinilai berlebihan karena efektivitas alutsista tersebut belum sepenuhnya terbukti.

Walau China telah menggelontorkan dana besar untuk sektor pertahanan setiap tahunnya, posisinya sebagai eksportir senjata masih jauh di bawah Amerika Serikat. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved