
Repelita Bogor - Jumlah siswa yang mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Bogor terus bertambah.
Hasil pemeriksaan dari Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Bogor menunjukkan adanya dua jenis bakteri yang menjadi penyebab, yaitu Escherichia coli (E.coli) dan Salmonella.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno, menyampaikan bahwa jumlah korban kini mencapai 223 orang.
Korban berasal dari 13 sekolah yang terdiri dari jenjang taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas.
Sebagian besar siswa telah memperoleh perawatan medis sejak kejadian ini mencuat.
Sri Nowo menyebutkan bahwa jumlah korban bertambah sembilan orang dari data sebelumnya.
Ia menegaskan proses epidemiologi masih berlangsung untuk menelusuri penyebab utama.
Sebanyak 27 siswa telah selesai menjalani perawatan inap dan telah dipulangkan.
Sementara itu, 18 siswa lainnya masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Retno mengakui angka ini bisa bertambah mengingat proses pendataan terus dilakukan.
Dari total kasus, 45 siswa menjalani rawat inap.
Sebanyak 49 orang dirawat jalan, sedangkan 129 lainnya mengalami gejala ringan.
Pihak Dinas Kesehatan terus menjalin komunikasi dengan sekolah-sekolah terdampak untuk pemantauan lanjutan.
Koordinasi juga dilakukan dengan pihak rumah sakit guna memastikan penanganan pasien berjalan optimal.
Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, turut mengumumkan hasil uji laboratorium terkait kejadian ini.
Ia menyebutkan bahwa bakteri E.coli dan Salmonella ditemukan dalam beberapa menu makanan yang disajikan.
Menu yang terkontaminasi di antaranya adalah telur ceplok berbumbu barbekyu dan tumis tahu toge.
Menu tersebut disediakan oleh penyedia layanan makanan dari SPPG Bina Insani.
Dedie mengungkapkan bahwa telur berbumbu tersebut dimasak malam hari dan baru disajikan keesokan harinya.
Hal itu diduga menjadi faktor berkembangnya bakteri dalam makanan.
Ia menjelaskan bahwa waktu simpan yang lama tanpa perlakuan higienis berkontribusi pada kontaminasi.
Selain bahan makanan, pengambilan sampel air serta pemeriksaan pada tubuh korban juga telah dilakukan.
Namun, hasil pemeriksaan lanjutan dari sampel tersebut masih menunggu proses lebih jauh.
Dedie meminta evaluasi menyeluruh terhadap seluruh tahapan penyediaan makanan dalam program MBG.
Ia menekankan pentingnya standar keamanan pangan agar kejadian serupa tidak terulang.
Pemerintah Kota Bogor menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) sebagai bentuk penanganan serius atas insiden tersebut.
Editor: 91224 R-ID Elok

