
Repelita Jakarta - Isu terbaru mengenai Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang diduga menyembunyikan kantong kokain saat melakukan perjalanan ke Ukraina bersama pemimpin Eropa lainnya, telah menimbulkan kontroversi.
Klaim ini pertama kali beredar di media sosial yang diduga terkait dengan Rusia. Dalam video yang beredar, Macron tampak mengambil objek putih dari meja, yang kemudian dipersepsikan sebagai kantong kokain.
Namun, pihak berwenang Prancis dengan tegas membantah klaim tersebut, menyatakan bahwa objek tersebut sebenarnya hanyalah tisu yang diambil oleh Macron.
Kantor Kepresidenan Prancis mengecam penyebaran klaim ini sebagai bagian dari disinformasi yang dimaksudkan untuk merusak solidaritas Eropa. Mereka menekankan bahwa ini adalah upaya untuk merusak kepercayaan publik dan menggoyahkan hubungan antar negara Eropa.
Menteri Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, turut memperburuk situasi dengan mengulang klaim yang tidak berdasar tersebut, meskipun pejabat Prancis dan Jerman membantahnya.
Klaim palsu ini terjadi setelah kunjungan resmi para pemimpin Eropa ke Ukraina, yang bertujuan menunjukkan dukungan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Selama kunjungan tersebut, mereka menyerukan gencatan senjata dan berkoordinasi dengan Amerika Serikat untuk menekan Rusia menuju perdamaian.
Namun, klaim mengenai penggunaan narkoba oleh para pemimpin ini telah menambah tantangan mereka dalam menjaga hubungan yang solid antara negara-negara Eropa.
Pemerintah Prancis mengingatkan masyarakat akan pentingnya kewaspadaan terhadap disinformasi yang dapat merusak demokrasi dan integritas institusi publik.
Mereka juga menegaskan komitmen mereka untuk mengatasi segala bentuk propaganda yang dapat mengganggu persatuan internasional dan solidaritas Eropa.
Editor: 91224 R-ID Elok

