![]()
Repelita, Jakarta - Aktivis media sosial Nicho Silalahi menanggapi kasus viral mahasiswi ITB yang membuat meme wajah Presiden Joko Widodo dan Presiden Prabowo Subianto.
Nicho menyampaikan pendapatnya melalui akun media sosial X.
Ia meminta agar pelaku pembuat meme tersebut tetap ditahan.
Menurutnya, tindakan pelaku bukan sekadar kreativitas.
Melainkan bagian dari penyimpangan moral yang tidak bisa dibenarkan.
Nicho menyinggung bahwa meme tersebut memuat unsur hubungan sesama jenis.
Ia menyebut konten seperti itu menjijikkan dan merusak moral generasi muda.
“Pak Listyo Sigit, jika dibebaskan maka kaum penyuka sesama jenis akan bergembira,” tulis Nicho dalam unggahannya.
Ia mengingatkan bahwa dunia maya bisa dipenuhi gambar-gambar menyimpang jika pelaku dibiarkan.
Nicho juga menyindir isu kebebasan berekspresi yang kerap dijadikan alasan.
Menurutnya, tidak semua ekspresi bisa diterima masyarakat.
Apalagi jika sudah menyentuh isu moral dan nilai agama.
“Jika alasan kreativitas dibenarkan, maka ke depan jangan kaget kalau ada yang bikin meme hubungan Pak Prabowo dengan Pak Jokowi,” lanjutnya.
Nicho juga menyampaikan pandangannya soal nilai-nilai agama.
Ia menegaskan bahwa Tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan.
Bukan laki-laki dengan laki-laki.
“Bukan Jono dan Joni yang berhubungan sesama jenis,” tambahnya.
Pernyataan Nicho menuai reaksi pro dan kontra.
Sebagian mendukung sikap tegasnya terhadap penyimpangan moral.
Namun ada juga yang menganggap pernyataannya terlalu keras dan tidak menghormati kebebasan individu.
Kasus ini pun menjadi sorotan publik.
Isu kebebasan berekspresi kembali menjadi perbincangan hangat.
Polisi hingga kini belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait tuntutan publik tersebut.
Perdebatan di ruang publik pun terus bergulir.
Masyarakat menanti bagaimana aparat menindaklanjuti kasus tersebut.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

