
Repelita Jakarta - Politikus Ali Mochtar Ngabalin menyatakan bahwa kasus dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo merupakan proyek dengan anggaran yang sangat besar.
Kasus tersebut terus berlanjut tanpa penyelesaian meski sudah berjalan bertahun-tahun.
Ngabalin menyebut penanganan isu ini sudah sangat profesional di Indonesia.
Ia mengimbau masyarakat untuk bersabar menunggu hasil perkembangan penyidikan.
Sejumlah pihak telah dilaporkan dan sedang diperiksa oleh penyidik kepolisian.
Ngabalin berharap peristiwa ini menjadi pelajaran berharga bagi semua.
Ia mengaku mengetahui siapa saja yang berada di balik isu tersebut.
Menurutnya, pelaku adalah orang-orang yang dulu pernah berkonflik dengan Jokowi.
Ngabalin menjelaskan bahwa sosok Jokowi telah melalui perjalanan panjang dalam dunia politik.
Jokowi pernah memimpin Solo selama dua periode, kemudian menjabat Gubernur Jakarta, dan menjadi Presiden selama dua periode.
Ia mempertanyakan bagaimana mungkin ada yang menuduh ijazah Jokowi palsu.
Ngabalin mengingatkan pentingnya beretika dalam mencari nafkah.
Ia menegaskan bahwa mencari penghasilan harus dengan cara yang halal dan terhormat.
Ngabalin mengkritik tindakan yang dipenuhi hujatan dan caci maki terhadap pejabat publik.
Menurutnya, manusia dibekali akal dan nafsu.
Jika akal mengendalikan, maka perilaku menjadi baik.
Namun jika nafsu menguasai, perilaku bisa menjadi buruk dan tercela.
Ngabalin mengecam mereka yang menggunakan kata-kata kasar dan tuduhan tanpa bukti.
Ia menyerukan agar semua orang mencari penghasilan dengan cara yang terhormat dan halal.
Selama bertugas di Kantor Staf Kepresidenan, Ngabalin mengaku tidak pernah melihat Jokowi marah.
Jokowi memimpin dengan tenang dan penuh kebijaksanaan.
Ngabalin yakin isu ini sangat menyakitkan hati Presiden.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

