
Repelita Jakarta - Pakar Hukum Tata Negara Mahfud MD mengingatkan para menteri untuk berhati-hati dalam menjalankan tanggung jawab kekuasaan.
Ia menyampaikan bahwa dalam dunia politik, segala sesuatu bisa berubah dengan cepat.
“Politik itu selalu berubah. Ketika majikannya berubah, maka tidak akan ada lagi pegangan,” ujarnya melalui akun X, Jumat.
Mahfud mengingatkan bahwa kondisi aman saat ini belum tentu bertahan di masa mendatang.
“Hati-hatilah para menteri, Anda aman aja sekarang, tunggu nanti. Alam akan mengatur bahwa anda akan menerima akibat dari setiap kejahatan yang diperbuat. Jadi, baik-baiklah mengurus negara ini,” katanya.
Ia pun mencontohkan bagaimana kekuasaan yang dulu besar bisa sirna saat rezim berganti.
Salah satu contohnya adalah mantan Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar.
“Waktu zaman Pak SBY, dia sangat dominan. Garuda dia kuasai. Setiap Pak SBY bepergian, dia sudah berada lebih dulu di lokasi. Tapi setelah Pak SBY lengser, dia kehilangan pegangan dan akhirnya masuk penjara,” ungkap Mahfud.
Ia juga menyinggung kasus yang menimpa mantan Dirut Pertamina, Karen Agustiawan.
“Karen Agustiawan ya, yang Dirut Pertamina. Dulu tampak aman. Dibawa ke Kejaksaan, bebas. Tapi kasusnya diangkat kembali. Karena kasus korupsi bisa berlaku hingga 18 tahun,” jelas Mahfud.
Mahfud menyebut Karen sempat menikmati hidup sebagai dosen di luar negeri.
Namun akhirnya ia kembali dipanggil dan kini tengah menjalani hukuman.
Meski sudah lama pensiun, hukum tetap mengejarnya.
Dari kasus-kasus itu, Mahfud menekankan pentingnya menjaga integritas selama menjabat.
Ia menyarankan agar para pejabat tidak berlindung pada kekuasaan semata.
“Jangan menggantungkan keselamatan pada rezim dengan cara-cara kotor. Akan tiba waktunya Anda terpojok. Bahkan rezim yang saling menutupi itu pun akan bertabrakan di kemudian hari,” tutupnya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

