
Repelita Jakarta - Hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga penegak hukum menjadi faktor utama yang membuat kontroversi soal keaslian ijazah UGM Presiden ke-7 RI Joko Widodo diprediksi akan terus berlanjut.
Pengamat politik Rocky Gerung menyampaikan hal tersebut saat menanggapi metode saintifik dan hasil uji laboratorium forensik yang dirilis oleh Polri terkait keaslian ijazah Jokowi.
Ia menghormati keberadaan laboratorium forensik Polri yang canggih dan terpercaya.
Namun, menurutnya persoalan sesungguhnya terletak pada dampak sosial dan politik yang muncul dari kasus tersebut.
Rocky menjelaskan, masalahnya bukan pada kemampuan laboratorium forensik dalam menguji keaslian, melainkan pada pertimbangan sosial-politik yang menyertai proses uji tersebut.
Menurutnya, meyakinkan publik hanya dengan uji forensik dan pendekatan rasional tidak akan efektif.
Hal ini karena masyarakat sudah memiliki kecurigaan bahwa lembaga penguji tidak bersikap transparan dan diduga berpihak pada Jokowi.
Rocky menambahkan, sejak awal banyak yang menduga Presiden Jokowi tidak jujur.
Ia menilai Jokowi masih memiliki pengaruh besar dalam berbagai institusi negara.
Rocky juga menilai Jokowi ingin tetap aktif dalam ruang opini publik agar isu ijazah ini dapat dimanfaatkan untuk kepentingan keluarganya.
Secara moral, Jokowi dianggap bersih, secara hukum sudah teruji, dan secara materi ijazah itu dinilai asli.
Namun, opini publik saat ini berkembang bahwa Jokowi melakukan penipuan saat menjabat presiden, terutama terkait janji mobil Esemka yang belum pernah terbukti.
Kebohongan-kebohongan itu membuat masyarakat enggan mempercayai Jokowi dan institusi yang mendukungnya.
Rocky mengajak untuk melihat dimensi lain dari uji saintifik tersebut.
Menurutnya, kemampuan alat penguji memang bisa menentukan keaslian benda, tetapi yang menjadi masalah adalah apakah publik benar-benar percaya pada hasil uji yang diumumkan secara terbuka. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

