Repelita Jakarta - Isu mengenai keaslian ijazah mantan Presiden Jokowi kembali menjadi perbincangan hangat.
Pakar forensik digital, Rismon Sianipar, menyatakan ada kemiripan mencolok pada dokumen ijazah yang selama ini menjadi sorotan publik.
Rismon mengungkapkan bahwa ijazah Jokowi yang diperlihatkan oleh Universitas Gadjah Mada dan yang disampaikan oleh kader Partai Solidaritas Indonesia, Dian Sandi Utama, menunjukkan ciri visual yang serupa.
"Ijazah Jokowi baik yang diperlihatkan di UGM maupun yang diperlihatkan oleh kader PSI, Dian Sandi, sama-sama memiliki bercak noda tinta hitam!" ungkap Rismon di akun X @SianiparRismon.
Temuan tersebut memicu perdebatan baru terkait keaslian dokumen akademik Jokowi yang sebelumnya sudah sempat menjadi bahan pertanyaan.
Namun, Rismon belum memberikan penjelasan detail terkait bercak noda tinta hitam yang dimaksud.
Hal ini membuat publik masih menunggu klarifikasi lebih lanjut.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Garuda, Teddy Gusnaidi, menanggapi polemik ini dengan pandangan bahwa keraguan terhadap ijazah Jokowi sebenarnya sudah diketahui kebenarannya oleh pihak yang mengangkat isu.
Menurut Teddy, pihak yang menyebarkan keraguan hanya memanfaatkan isu tersebut untuk menimbulkan kegaduhan dan ketidakstabilan di negeri ini.
"1000 persen mereka tahu itu asli, tahu bahwa Pak Jokowi tidak bohong. Tapi Pak Jokowi adalah objek yang sangat tepat untuk membuat kegaduhan di negara ini," katanya melalui akun TikTok @partaigardarepublik.
Teddy meyakini apabila pengadilan nantinya menetapkan keabsahan ijazah berdasarkan bukti yang diserahkan oleh Jokowi dan lembaga resmi, maka serangan akan beralih kepada kredibilitas lembaga hukum.
"Mereka akan bilang bahwa pengadilan sudah diintervensi oleh pemerintah, pengadilan sudah diatur. Ini akan mereka lakukan, bahkan sebelum putusan keluar. Coba nanti kita lihat," lanjutnya.
Teddy menilai serangan ini bukan hanya menyasar Jokowi, tetapi lebih luas, yaitu untuk menggoyang stabilitas negara.
"Makanya saya bilang, Pak Jokowi berhentilah untuk diam, karena yang mereka tuju bukan Anda, tapi Indonesia," tegasnya.
Ia juga menyoroti logika di balik tuduhan pemalsuan ijazah yang dianggap tidak masuk akal.
Menurutnya, mustahil seluruh civitas akademika Universitas Gadjah Mada dapat diarahkan hanya untuk membela Jokowi.
"Logika mendasar aja ya, emang bisa seluruh orang di dalam UGM tahun itu bisa disetir untuk mengatakan bahwa Pak Jokowi ada kok di kampus?" ujarnya.
Teddy membedakan antara pihak yang mengajukan gugatan hukum dengan mereka yang menyebarkan isu tanpa dasar melalui media sosial.
"Kalau menggugat, silakan. Itu hak kalian. Tapi yang menyebarkan fitnah, mereka tahu ijazah itu asli, tapi tetap dilakukan agar keramaian ini terus terjaga," pungkasnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok