Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Ilmuwan Lakukan Penelitian Mendalam pada Gundukan Raksasa Diduga Kapal Nabi Nuh di Turki

 Ilmuwan Mulai Riset Gundukan Raksasa yang Diduga Kapal Nabi Nuh

Repelita Ankara - Sekelompok ilmuwan independen asal Amerika Serikat melakukan penelitian di sebuah bukit unik berbentuk kapal di wilayah Durupinar, Turki timur.

Tempat ini diduga merupakan lokasi Bahtera Nabi Nuh yang terkubur, yang selama ini menjadi legenda dalam kitab suci Alkitab dan Al-Quran.

Formasi geologi tersebut terbentang sepanjang 164 meter dan terletak di lereng selatan Gunung Tendürek.

Keunikan bentuk bukit ini memicu spekulasi bahwa di sana terdapat sisa bahtera raksasa yang pernah digunakan untuk menyelamatkan berbagai spesies hewan saat banjir besar melanda dunia.

Tempat ini pertama kali dikenali pada tahun 1948, namun perhatian publik meningkat pada era 1970-an saat Ron Wyatt, seorang arkeolog amatir dari AS, mengklaim situs itu sebagai lokasi berlabuhnya Bahtera Nuh.

Wyatt juga mengajukan berbagai klaim kontroversial lain, seperti menemukan lokasi kota Sodom dan Gomora, jejak penyeberangan Laut Merah, dan bahkan Tabut Perjanjian di bawah Bait Suci Yerusalem.

Namun, klaim-klaim tersebut tidak mendapatkan pengakuan dari para arkeolog dan akademisi profesional.

Joe Zias, mantan ahli dari Otoritas Purbakala Israel, menyatakan bahwa klaim Wyatt tidak didukung oleh bukti ilmiah dan dianggap sebagai informasi yang tidak valid dan layak diabaikan.

Kelompok peneliti swasta yang terdiri dari Wyatt dan ilmuwan Turki melakukan survei geofisika di Durupinar pada dekade 1980-an dan kemudian berlanjut pada 2010, 2014, dan 2019.

Hingga kini, hasil survei tersebut belum pernah dipublikasikan secara resmi.

Mayoritas ahli memandang formasi di Durupinar sebagai fenomena geologi alami, bukan struktur buatan manusia.

Meski demikian, keyakinan terhadap keberadaan Bahtera Nuh di lokasi ini masih bertahan di kalangan tertentu.

Salah satu kelompok peneliti dari California, AS, yang dikenal dengan nama Noah’s Ark Scan, terus melakukan penelitian non-destruktif bersama mitra universitas di Turki.

Mereka berfokus pada pelestarian situs dan metode pemindaian yang tidak merusak, seperti pemindaian radar dan pengambilan sampel tanah, untuk memastikan apakah struktur tersebut benar-benar buatan manusia.

Penggalian langsung belum dilakukan karena lokasi ini berada di area dengan kondisi tanah yang bergerak dan musim dingin yang ekstrem, sehingga perlindungan situs menjadi prioritas utama.

Seiring waktu, bukti yang ada lebih menguatkan pandangan bahwa situs Durupinar adalah hasil proses alam.

David Fasold, yang pernah terlibat dalam ekspedisi awal bersama Wyatt, awalnya mendukung teori bahtera, namun kemudian mulai meragukan klaim tersebut.

Pada tahun 1996, Fasold ikut menyusun makalah ilmiah yang menyatakan bahwa formasi itu merupakan struktur geologi biasa, bukan bangkai kapal legendaris.

Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengungkap fakta sebenarnya di balik situs Durupinar dan menentukan apakah benar ada peninggalan Bahtera Nuh di sana atau hanya bentukan alam biasa. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved