Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Gubernur Kirim Pelajar Nakal ke Barak Militer, Solusi Tegas atau Ancaman terhadap Hak Anak?

 Kirim Siswa Nakal ke Barak Militer Jadi Program Nasional? Pengamat  Pendidikan Beri Catatan Ini Halaman all - Kompas.com

Repelita Jakarta - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menggulirkan program pembinaan karakter bagi pelajar yang terlibat kenakalan remaja dengan menempatkan mereka di barak militer.

Program ini dijadwalkan dimulai pada 2 Mei 2025 dan akan diterapkan di beberapa wilayah yang dianggap rawan di Jawa Barat.

Dedi menegaskan bahwa program ini bukanlah pelatihan militer, melainkan upaya pembinaan karakter, mental, dan kebugaran bagi pelajar.

Menurutnya, siswa akan tetap mengikuti kegiatan belajar seperti biasa dengan guru dari sekolah asal yang datang ke barak.

Namun, rencana ini menuai kritik dari berbagai pihak.

Anggota Komisi X DPR RI, Bonnie Triyana, menyatakan bahwa pendekatan militeristik bukan solusi untuk menangani siswa bermasalah.

Ia menekankan perlunya pendekatan holistik yang melibatkan keluarga, lingkungan, dan aktivitas di sekolah.

Bonnie juga menyarankan agar pemerintah daerah memastikan keberadaan guru konseling di setiap sekolah untuk membantu siswa bermasalah.

Ketua Komnas HAM, Atnike Nova Sigiro, meminta Dedi Mulyadi meninjau ulang kebijakan tersebut.

Ia menilai bahwa pelibatan TNI dalam pendidikan karakter siswa bukanlah kewenangan TNI dan dapat melanggar hak anak.

Atnike menambahkan bahwa pendidikan karakter sebaiknya dilakukan oleh tenaga pendidik yang kompeten di bidangnya.

Lembaga Imparsial juga mendesak Dedi Mulyadi untuk menghentikan rencana tersebut.

Direktur Imparsial, Ardi Manto Adiputra, menyatakan bahwa kebijakan ini berpotensi memperkuat budaya kekerasan dalam dunia pendidikan dan bertentangan dengan prinsip-prinsip hak asasi manusia.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menolak untuk meniru langkah Dedi Mulyadi.

Ia menyatakan bahwa Jakarta memiliki kebijakan tersendiri dalam menangani siswa bermasalah.

Pramono menekankan pentingnya pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa di Jakarta.

Di sisi lain, Sekretaris Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta, M. Taufik Zoelkifli, mendukung langkah Dedi Mulyadi dan meminta Pramono untuk mempertimbangkan pendekatan serupa.

Ia berpendapat bahwa pelatihan semi militer dapat menyalurkan energi fisik pelajar ke arah yang positif.

Program ini juga menimbulkan kekhawatiran terkait dampaknya terhadap kesehatan mental dan fisik siswa.

Pendekatan militeristik dalam pendidikan dapat menekan kreativitas dan kebebasan berpikir siswa, serta berpotensi memicu stres dan kecemasan.

Pendidikan seharusnya mendorong partisipasi aktif, dialog terbuka, dan merangkul keberagaman agar siswa dapat tumbuh menjadi individu yang mampu berpikir secara merdeka.

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved