Repelita Palabuhanratu - Banjir yang melanda Palabuhanratu, Sukabumi, Jumat lalu menyisakan duka mendalam bagi warga. Dua korban meninggal dunia, Santi (40) dan anaknya Nurul (3), ditemukan dalam keadaan berpelukan di tengah lumpur dan material yang hanyut terbawa banjir.
Banjir bandang tersebut menghancurkan rumah mereka, dan jasad ibu serta anak itu ditemukan oleh Tim SAR sekitar lima kilometer dari lokasi kejadian. Sebelumnya, keduanya sempat dinyatakan hilang setelah bencana menerjang Kampung Gumelar, Palabuhanratu.
Namun, di tengah pencarian, suami korban, Aang (42), justru membuat video yang menyatakan bahwa keluarganya sudah mengungsi ke Cikakak. Pernyataan ini pun terbantahkan setelah jasad istri dan anaknya ditemukan dalam kondisi mengenaskan.
Hal ini memicu kemarahan warga. Sebuah video yang beredar memperlihatkan Aang dimarahi oleh warga yang menilai dirinya tidak bertanggung jawab sebagai suami dan ayah. Bahkan, muncul dugaan bahwa Aang sengaja mengunci pintu rumah ketika anak dan istrinya masih di dalam, sehingga membuat mereka terjebak saat banjir datang.
"Itu anak istri kamu, bukan binatang! Saya saja yang tetangga ikut sakit hati lihatnya," ujar seorang warga dalam video yang viral di media sosial.
Warga yang marah bahkan meludahi Aang sebelum membawanya ke Polsek Palabuhanratu untuk diperiksa lebih lanjut. Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait dugaan bahwa Aang sengaja mengunci rumahnya saat banjir terjadi.
Sebelumnya, banjir bandang di Palabuhanratu dipicu oleh hujan deras yang mengguyur sejak 6 Maret lalu. Kejadian ini menambah panjang daftar bencana alam yang melanda wilayah Sukabumi dalam beberapa tahun terakhir. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok