Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Jalan Rusak dan Jembatan Putus, Warga Krayan Nunukan Hidup Terisolasi

Kondisi jalan penghubung antar kecamatan di dataran tinggi Krayan, di perbatasan RI Malaysia, Kabupaten Nunukan Kaltara saat ini

Repelita Nunukan - Slogan "Garuda di dadaku, Malaysia di perutku" yang sering diteriakkan warga perbatasan di Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara, menggambarkan realitas yang mereka hadapi selama bertahun-tahun. Lima kecamatan di Krayan masih terisolasi, hanya bisa diakses dengan pesawat perintis dari Nunukan.

Kondisi jalan yang hancur semakin parah saat musim hujan, menyebabkan lumpur setinggi satu meter. Putusnya Jembatan VBude, satu-satunya akses penghubung antar kecamatan, membuat aktivitas sosial ekonomi di daerah tersebut terhenti.

Kasubid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Nunukan, Mulyadi, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi jalan di Krayan. "Bisa dikatakan jalanan di Krayan bukan jalan untuk manusia, tapi jalan untuk kerbau. Bayangkan, lumpur jalan itu bisa lebih dari satu meter. Benar-benar memilukan," ujarnya.

Selama hampir sebulan, BPBD Nunukan bersama masyarakat dan aparat setempat membangun jembatan darurat di Krayan. Mereka menebang pohon untuk dijadikan balok kayu dan papan. Kayu-kayu tersebut ditarik keluar hutan dengan kerbau atau secara manual. Beberapa yang berat diikat dengan bambu dan dihanyutkan melalui sungai untuk mempermudah pemindahan material.

"Setiap hari kami harus mandi lumpur. Mata saja yang tidak berlumpur. Kami menginap di hutan karena harus terus berusaha mengeluarkan ban mobil yang tertanam lumpur," tutur Mulyadi. Beberapa kali mereka harus tidur di hutan beralas rumput, menggambarkan betapa sulitnya kehidupan masyarakat Krayan.

Menurut Mulyadi, slogan "Garuda di dadaku, Malaysia di perutku" adalah gambaran paling realistis tentang Krayan. Masyarakat di sana masih bergantung pada barang-barang dari Malaysia. "Masyarakat sedih, mengatakan kami orang Indonesia juga. Ingin juga diperhatikan seperti wilayah lain," tambahnya.

Setelah kerja keras selama 12 hari, BPBD Nunukan bersama aparat dan masyarakat berhasil menyelesaikan pembangunan jembatan darurat VBude. Jembatan sepanjang 47 meter dan lebar 3 meter ini dibangun dari kayu khas Krayan, Kayu Blaban.

Camat Krayan Selatan, Oktafianus Ramli, mengatakan jembatan darurat sudah bisa dilintasi sepeda motor. "Jadi nanti masih akan ditambah bagian bawah jembatan. Kesepakatan saya dengan para kepala desa di sini, mobil baru boleh lewat jembatan tanggal 10 nanti," ujarnya.

Meski jembatan telah aktif, harga sembako dan bahan pokok di Krayan tetap tinggi. Gula pasir kini dijual Rp 28.000 per kilogram dari sebelumnya Rp 20.000. Bensin naik menjadi Rp 30.000 per liter dari Rp 17.000, sementara LPG yang sebelumnya Rp 400.000 per tabung kini melonjak menjadi Rp 900.000 per tabung. Harga semen paling mencolok, naik dari Rp 300.000 per zak menjadi Rp 1 juta.

"Kami di Selatan harus membeli bahan-bahan itu ke Long Bawan, Krayan Induk. Kami membayar sopir untuk membawanya ke selatan. Sopir akan membayar orang untuk upah angkut. Barang-barang itu dipikul atau dipanggul karena kondisi jalan yang sulit. Makanya harganya melejit begitu," jelas Oktafian.

Masyarakat Krayan berharap pemerintah segera mengatasi persoalan jalan agar akses mereka tidak lagi terputus dan harga kebutuhan pokok bisa lebih terjangkau.(*).

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad


Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved