Repelita, Jawa Barat - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi kembali menjadi sorotan publik setelah aksinya menanam pohon di kawasan Hibisc Fantasy, Puncak, Kabupaten Bogor, serta turun langsung ke sungai untuk membersihkan sampah. Aksi tersebut dinilai bukan sebagai pencitraan, melainkan bagian dari upayanya menjaga lingkungan.
Saat meninjau Sungai Cipalabuhan di Sukabumi, Sabtu, Dedi menunjukkan sikap tegas sebagai pemimpin yang tak takut kotor. Ia turun langsung ke sungai yang dipenuhi sampah untuk membersihkannya. Mengenakan kemeja dan celana hitam serta bersandal, Dedi melipat lengan bajunya dan diberikan sepatu boots sebelum akhirnya melompat ke dalam air.
Tak hanya di pinggiran, ia bahkan masuk ke bagian sungai yang lebih dalam, melepas ikat pinggang, dan membersihkan tumpukan sampah yang menyumbat aliran air. Berbagai jenis limbah seperti bantal, pakaian, hingga kasur ia temukan di sana. Dengan tangan kosong, ia mengangkat sampah yang berpotensi menyebabkan banjir.
"Ini jembatan harus dibongkar dan didesain ulang, dibuat melengkung," ujar Dedi kepada Bupati Sukabumi Asep Japar yang turut hadir di lokasi.
Tak hanya memberi perintah, Dedi mengajak warga dan pejabat setempat untuk ikut turun membersihkan sungai. "Ayo turun... turun," serunya. Aksi ini sontak membuat para pejabat dan ASN Pemprov Jabar yang awalnya hanya melihat dari atas jembatan, akhirnya ikut terjun ke air, termasuk Kepala Dinas Sumber Daya Air Jawa Barat, Dikky Achmad Sidik, serta Bupati Sukabumi Asep Japar.
Di lokasi berbeda, Dedi juga turun langsung mencangkul tanah di area Hibisc Fantasy, Puncak, Kabupaten Bogor. Ia menanam bibit pohon meski hujan turun deras. Setelah menggali tanah cukup dalam, bibit pohon ia masukkan lalu ditimbun kembali.
"Ikat pakai tali rapia," katanya kepada seorang pekerja yang membantunya. Bibit pohon diberi bambu penopang agar tidak roboh terkena hujan deras.
Dedi menegaskan aksinya ini bukan pencitraan. "Aing serius, lain pencitraan," ujarnya sambil membasuh sandal jepitnya di aliran air hujan. Ia meyakini, dengan menghijaukan kawasan Puncak, leluhur akan bangga dengan masyarakat saat ini. "Kata karuhun, waaah incu aing geus sadar," tambahnya.
Sebelumnya, kawasan Hibisc Fantasy telah disegel dan mulai dibongkar karena berdiri di lahan resapan air tanpa izin yang sah. Dedi beberapa kali turun langsung memantau proses pembongkaran. "Kan jalannya aja berbeton (bangunan permanen), menurut saya ini melanggar. Jadi kembali ke komitmen awal, kita ingin tempat ini kembali menjadi area perbukitan. Peruntukannya sebagai area resapan air yang ditanami pohon, hutan, sehingga ini menjadi hijau kembali dan tidak lagi menjadi problem lingkungan di wilayah ini," pungkasnya.
Sebanyak 39 bangunan di kawasan wisata itu dinyatakan melanggar aturan, dengan 14 di antaranya dalam proses pencabutan izin sebelum dibongkar. Sisanya, 25 bangunan telah resmi diratakan dengan tanah sejak Jumat. Nantinya, area seluas 23 hektar ini akan ditanami 23.000 pohon sebagai langkah pemulihan ekosistem.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok