Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Debat Sengit Pendeta Esra Soru vs Ustadz Felix Siauw: Mualaf Bodoh atau Pencari Kebenaran?

 

Repelita Jakarta - Debat panas antara Pendeta Esra Soru, pendeta kritis yang dikenal dengan analisis tajamnya, dan Ustadz Felix Siauw, mualaf sekaligus dai ternama, viral di media sosial. Keduanya beradu argumen mengenai pertanyaan kontroversial: “Apakah orang yang masuk Islam (mualaf) adalah orang bodoh?”

Pendeta Esra Soru membuka debat dengan kritik pedas terhadap mualaf, terutama yang berasal dari latar belakang Kristen. Ia menyebut sejumlah contoh mantan pendeta yang menurutnya salah memahami dasar-dasar Alkitab.

“Lihatlah, mana ada mualaf yang pintar? Mereka semua kebodohan! Ada mantan pendeta yang mengira Maria Magdalena adalah ibu Yesus. Anak sekolah minggu saja tahu itu salah! Mualaf seperti ini meninggalkan gereja, lalu istrinya yang jadi pendeta. Tapi ketika ditanya soal kebangkitan Yesus, mereka malah bawa ‘tanda Yunus’. Ini bukti kebodohan!” ujarnya.

Esra juga menyinggung fenomena mualaf yang ia anggap “terburu-buru masuk Islam tanpa kajian mendalam”, sehingga rentan salah paham terhadap teks agama.

Ustadz Felix Siauw, yang merupakan mualaf dari Katolik, membantah dengan menceritakan perjalanan spiritualnya. Ia menekankan bahwa keputusannya masuk Islam justru lahir dari proses intelektual dan pencarian kebenaran yang kritis:

“Saya dulu antipati pada semua agama. Tapi kerusuhan 1998 dan diskriminasi pada etnis Tionghoa membuat saya bertanya: Di mana keadilan? Saya temukan jawabannya dalam Islam setelah diskusi mendalam dengan kawan-kawan muslim di kampus,” ujarnya.

Kata Ustaz Felix Siauw, Islam mengajarkan dalam Al-Maidah bahwa membunuh satu orang seperti membunuh seluruh manusia. Menyelamatkan satu nyawa seperti menyelamatkan seluruh dunia’ (QS. Al-Maidah: 32). “Ini tidak saya temukan dalam agama lain,” ungkap Ustaz Felix.

Felix juga membantah klaim “mualaf mudah terpengaruh terorisme”. Ia mencontohkan dialognya dengan seorang aktivis muslim di IPB pasca-9/11: “Saya awalnya benci Islam karena isu terorisme. Tapi saya belajar: Islam melarang kekerasan tanpa dalil. Yang salah adalah framing media, bukan ajarannya,” pungkasnya.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad


Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved