Repelita Jakarta - Pujian yang dilontarkan Presiden Prabowo Subianto kepada mantan Presiden Joko Widodo dalam perayaan ulang tahun Partai Gerindra ke-17 menuai sorotan tajam.
Pengamat politik Rocky Gerung menilai bahwa sanjungan tersebut tidak lebih dari sekadar pemanis belaka untuk menutupi kondisi yang sebenarnya.
Menurut Rocky, pernyataan Prabowo yang mengelu-elukan Jokowi merupakan bagian dari strategi komunikasi politik yang bertujuan menciptakan kesan harmonis di hadapan publik.
Namun, di balik kata-kata manis tersebut, realitas politik dan ekonomi justru menunjukkan situasi yang berbeda.
"Mengelu-elukan Jokowi itu seperti sugar cover, seperti kertas permen yang terlihat manis. Tapi di dalamnya ada kepahitan," ujar Rocky dalam kanal YouTube pribadinya.
"Begitulah politik, selalu memiliki dua sisi," imbuhnya.
Lebih lanjut, Rocky menilai bahwa pujian Prabowo kepada Jokowi tidak bisa dilepaskan dari upaya menutupi kondisi ekonomi saat ini.
Menurutnya, kebijakan ekonomi yang diterapkan Jokowi selama dua periode pemerintahannya berdampak besar pada situasi ekonomi yang kini harus dihadapi Prabowo sebagai Presiden.
Rocky menekankan bahwa meskipun pujian terhadap Jokowi adalah hak Prabowo, rakyat tetap memiliki hak untuk mempertanyakan kesejahteraan dan kondisi ekonomi yang tengah mereka alami.
"Memuji Jokowi itu hak Prabowo. Tapi hak rakyat untuk menuntut kemakmuran tidak boleh ditukar dengan pujian semata," tegas Rocky.
Bagi Rocky, sanjungan terhadap Jokowi seharusnya tidak mengaburkan fakta bahwa perekonomian Indonesia masih dalam kondisi yang memerlukan perhatian serius.
Ia mengingatkan bahwa stabilitas ekonomi lebih penting daripada sekadar retorika politik.
Sebelumnya, dalam pidatonya di Sentul, Bogor, Prabowo menegaskan bahwa kemenangan Koalisi Indonesia Maju dalam Pilpres 2024 tidak lepas dari dukungan Jokowi.
"Saya katakan di sini, kita berhasil karena kita didukung oleh Presiden ke-7," ujar Prabowo di hadapan ribuan kader Gerindra yang hadir.
Pernyataan tersebut langsung mendapat sambutan meriah dari para kader, yang disusul dengan seruan Prabowo, “Hidup Jokowi!” yang semakin memeriahkan suasana.
Menanggapi sanjungan dari Prabowo, Jokowi memberikan apresiasi balik dengan menyebut Prabowo sebagai Presiden dengan tingkat dukungan politik yang sangat kuat, baik dari rakyat maupun parlemen.
"Dukungan rakyat sangat kuat sekali, dukungan politik di parlemen sangat kuat sekali. Sehingga saya boleh menyampaikan, Presiden Prabowo ini adalah Presiden dengan dukungan terkuat, baik dari rakyat maupun DPR," ungkap Jokowi.
Jokowi bahkan mengungkapkan data approval rating 100 hari kerja Kabinet Merah Putih yang mencapai 80,9 persen.
Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan approval rating pemerintahan Jokowi pada awal masa jabatannya di 2014, yang hanya mencapai 62 persen dan bahkan sempat turun menjadi 52 persen akibat kebijakan kenaikan harga BBM.(*).
Editor: 91224 R-ID Elok
