
Repelita Jakarta - Analis politik Hendri Satrio mengungkapkan keheranannya terhadap kondisi keuangan Indonesia yang kini terungkap ke publik. Dalam perbincangannya dengan mantan Ketua KPK Abraham Samad, Hendri melihat adanya keterkejutan yang terpancar dari wajah Presiden Prabowo Subianto terkait situasi keuangan negara yang tak terduga.
"Nampaknya Pak Prabowo kaget saat mengetahui kondisi keuangan negara yang ternyata sedang tidak baik," ujar Hendri dalam wawancaranya di kanal YouTube Abraham Samad.
Menurut Hendri, Prabowo bahkan sempat berkomentar bahwa menjadi presiden tidak seindah yang dibayangkan, terutama setelah melihat kenyataan bahwa kas negara sedang kosong.
Hendri menyoroti bahwa kebijakan-kebijakan yang diluncurkan pemerintahan Prabowo sebagian besar bersifat pengeluaran anggaran. Ia menyebut beberapa program seperti Program Makan Bergizi Gratis (MBG), pemeriksaan kesehatan gratis, hingga pembangunan 3.000 unit perumahan yang semuanya membutuhkan anggaran besar.
"Program Pak Prabowo hampir semuanya membutuhkan dana besar. Tapi pemasukan negara saat ini minim," tegasnya.
"Bahkan, target penerimaan pajak yang diharapkan dari kenaikan tarif 12% pun tidak tercapai. Lalu, dari mana sumber dananya?" kritik Hendri.
Akibat ketidakseimbangan ini, pemerintah terpaksa melakukan pemotongan anggaran di berbagai sektor, yang kemudian menimbulkan kebingungan di masyarakat.
"Orang awam seperti saya jadi bingung, kenapa tiba-tiba banyak pemotongan anggaran? Apakah saat menyusun anggaran tahun 2024 tidak diprediksi bahwa kas negara akan kekurangan?" ujarnya heran.
Kebingungan Hendri semakin bertambah setelah mengetahui pernyataan dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengenai pemblokiran anggaran untuk proyek Ibu Kota Nusantara (IKN). Ia mempertanyakan apakah keputusan ini menandakan kondisi keuangan negara yang semakin parah.
"Menteri PU dengan jujur mengatakan bahwa anggaran IKN diblokir," paparnya.
"Pertanyaan saya, apakah negara benar-benar sedang tidak punya uang? Apakah ini pertanda krisis ekonomi yang kedua?" pungkas Hendri.*
Editor: 91224 R-ID Elok

