
Repelita Jakarta - Anggota DPRD DKI, Francine Widjojo, mengkritik tingginya angka kebocoran pipa air PAM Jaya yang mencapai 42-46 persen di Jakarta. Politisi dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu menyayangkan kebocoran yang cukup signifikan ini dan menyarankan agar PAM Jaya segera menunda kenaikan tarif air.
Menanggapi kritik tersebut, Corporate Communication PAM Jaya, Gatra SM, menjelaskan bahwa pihaknya telah berupaya untuk menanggulangi kebocoran pipa dengan mengganti pipa-pipa lama yang sudah tidak layak. Mereka juga telah merehabilitasi atau mengganti distrik meter area (DMA) untuk memfokuskan pemantauan terhadap pipa-pipa yang berpotensi bocor.
"Kami sudah berupaya mengganti distrik meter area (DMA) di mana kami itu fokus melihat apakah ini punya potensi kebocoran yang signifikan atau tidak," kata Gatra.
Salah satu lokasi yang tengah diperbaiki adalah wilayah Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur. Gatra menjelaskan bahwa kendala terbesar dalam mendeteksi kebocoran adalah sulitnya mengetahui pipa yang bocor karena air tidak meluap ke permukaan, melainkan merembes ke bawah tanah.
"Kalau bocornya jelas sampai meluap seperti air mancur gitu, mudah bagi kami mengetahui, tapi kalau bocornya ke bawah tanah itu agak sulit," jelas Gatra.
Gatra juga menyebutkan bahwa banyak pipa yang sudah terpasang sejak ratusan tahun lalu, bahkan ada yang berusia 102 tahun, yang bertepatan dengan usia berdirinya PAM Jaya. Oleh karena itu, pihak PAM Jaya terus berupaya melakukan pergantian pipa untuk mengurangi kebocoran dan meningkatkan kualitas layanan air kepada masyarakat.
"Masa pemeliharaan pipa kami satu tahun, jadi kami terus melakukan pergantian pipa untuk mengurangi kebocoran," tuturnya.
Namun, Francine Widjojo menilai bahwa meskipun upaya perbaikan terus dilakukan, tingkat kebocoran air yang masih tinggi menunjukkan bahwa PAM Jaya perlu mempercepat perbaikan dan pembenahan perpipaan di Jakarta. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok