
Repelita Jakarta - Eks Sekretaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Muhammad Said Didu menilai bahwa Morowali merupakan bentuk penguasaan Sumber Daya Alam (SDA) oleh China dan oligarki.
Menurut Said Didu, kejadian di Morowali adalah puncak dari penguasaan SDA di Indonesia yang lebih besar. “Morowali adalah puncak gunung es fakta penguasaan SDA oleh China dan Oligarki,” ungkapnya dalam unggahannya di X pada Senin (24/2/2025).
Said Didu menilai situasi di Morowali lebih mengerikan dibandingkan dengan yang terjadi di PIK-2 Kabupaten Tangerang, Banten. “Ini gambaran pada seluruh rakyat Indonesia, pada pemerintah. Pikiran saya kemarin itu, perampokan paling sempurna adalah PIK-2, ternyata lebih sempurna di Morowali,” ujarnya melalui kanal YouTube-nya pada Sabtu (8/2/2025).
Ia mengungkapkan bahwa hampir seluruh pantai di kawasan tersebut dikuasai oleh perusahaan asing, yang panjangnya mencapai hampir 100 kilometer. Morowali bahkan telah menjadi proyek strategis nasional (PSN) yang ditetapkan oleh pemerintah di akhir masa pemerintahan Presiden ke-7 Joko Widodo.
Menurutnya, dalam proses ini, aset negara dirampok dan dijual. “Lihat gunung milik negara, dipalsukan, dirampok, dan diambil tanah kapurnya untuk dijual ke perusahaan lain, itu milik Negara. Kemudian itu rata nanti jadi kawasan industri, dijual lagi,” kata Said Didu.
Ia juga menambahkan bahwa kampung-kampung yang ada di kawasan tersebut akan hilang. Said Didu menyarankan agar Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) turun untuk memeriksa aktivitas tersebut.
Said Didu menyentil pemerintah yang mempromosikan masuknya perusahaan-perusahaan China ke Morowali, tetapi pada kenyataannya banyak yang diambil oleh pihak luar negeri. “Mereka mengeruk laut, pantai, gunung, semua diambil untuk dibawa ke Negaranya,” tandasnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

