Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Kades Kohod Arsin Muncul Setelah Menghilang, Tuding Diperangkap dalam Kasus Pemalsuan Sertifikat Pagar Laut

 Kades Kohod Muncul ke Publik Ungkap Permintaan Maaf Soal Kasus Pagar Laut  Tangerang - Ntvnews.id

Repelita, Tangerang – Kepala Desa Kohod, Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Arsin bin Asip, akhirnya muncul setelah hilang secara misterius ketika polemik pagar laut Tangerang semakin panas.

Tiba-tiba saja, Arsin dan dua kuasa hukumnya, Yunihar dan Rendy Kurniawan, menggelar konferensi pers di rumahnya pada Jumat (14/2/2025), setelah hampir tiga pekan menghilang dari pencarian warga dan media massa.

Namun, penampilannya tak sepenuhnya mengesankan.

Dalam konferensi tersebut, Arsin terlihat mengenakan kemeja koko putih dan peci hitam, namun suaranya yang sering batuk memberi kesan bahwa dirinya sedang tak sehat.

Ia mengaku tengah demam dan batuk, bahkan berat badannya turun hingga 10 kilogram, meskipun mengklaim penyebabnya bukan karena kasus yang sedang menjeratnya.

Arsin meminta maaf atas hilangnya dirinya yang menambah kegaduhan, namun ia juga mengaku sebagai korban dalam kasus dugaan pemalsuan dokumen yang melibatkan pagar laut.

Arsin lantas membantah dirinya terlibat dalam pemalsuan sertifikat tanah berupa Hak Guna Bangunan (SHGB) dan Sertifikat Hak Milik (SHM) pagar laut di Tangerang, yang kasusnya sedang disidik Bareskrim Polri.

Arsin lantas menyebut adanya dua sosok berinisial SP dan C sebagai pihak yang menjebaknya.

Sementara itu, warga Desa Kohod yang resah dengan menghilangnya Arsin membentuk organisasi bernama Laskar Jiban yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Anti Kezoliman (AMAK), dengan tujuan mendesak agar Arsin segera ditemukan.

Bahkan, gerakan "Tangkap Arsin" (Getar) mereka terus mendesak pihak berwajib, karena selama lebih dari tiga pekan, Arsin tak terlihat di rumah atau kantor desa.

Saat penyidik Bareskrim Polri menggeledah rumah Arsin, mereka hanya menemui pasukan pengamanan desa yang digaji langsung oleh Arsin.

Warga juga melaporkan bahwa sang Kades lebih sering terlihat berada di luar desa daripada di rumahnya.

Informasi yang diperoleh Tribunnews.com, rupanya Arsin menyewa sebuah rumah di Kota Wisata Cibubur, Kabupaten Bogor, yang diduga menjadi tempat persembunyiannya selama ini.

Hal itu pun diungkapkan oleh Henri Kusuma, kuasa hukum warga Desa Kohod.

“Selama tiga pekan, Arsin lebih sering berada di Cibubur, di rumah yang disewa di Cluster Coatestvile,” ungkap Henri Kusuma, kuasa hukum warga Desa Kohod, Sabtu (15/2/2025).

Sehari setelah muncul dan melakukan konferensi pers dengan membantah terlibat pemalsuan sertifikat lahan di rumahnya, Arsin kembali menghilang.

Saat Tribunnews mencoba mencari keberadaan Arsin di rumahnya di Desa Kohod, namun pencarian itu nihil.

Beberapa orang yang ditemui mengaku tidak tahu soal keberadaan Arsin, meskipun rumahnya tampak dipenuhi beberapa kendaraan.

Pun demikian di Kantor Kepala Desa Kohod tak ada sosok Arsin.

Upaya menghubungi kuasa hukum Arsin, Yunihar, juga tak membuahkan hasil, karena pesan dan telepon tidak direspons hingga berita ini ditayangkan.

Ketua Gerakan Tangkap Arsin, Aman Rizal, mengonfirmasi bahwa Arsin memang tak ada di rumah pada waktu itu.

"Kami selalu memantau, dan jika Arsin ada, warga pasti tahu," ujar Aman.

Namun, dia menyoroti tindakan 'antek-antek' Arsin yang mencoba membangun narasi bahwa masalah ini sudah selesai setelah konferensi pers.

Di sisi lain, pengakuan Arsin yang menyebut dirinya sebagai korban mendapat kritik tajam.

Menurut Aman dan Henri Kusuma, pengakuan itu merupakan upaya untuk membela diri setelah posisi Arsin terdesak.

"Ketika terpojok, wajar dia bermain peran sebagai korban," kata Aman.

Henri menambahkan, Arsin sudah tahu bahwa dirinya akan segera menjadi tersangka dalam kasus ini, dan alibi sebagai korban hanyalah cara untuk menghindari kenyataan.

Apalagi, Arsin selama menjabat sebagai Kepala Desa sesumbar jika dirinya kebal hukum dan tidak akan ada yang bisa memenjarakan dirinya sekalipun itu Presiden RI.

"Mengaku korban itu hanya alibi, bentuk rasa takutnya dia akan jadi tersangka, serta perasaan yang bingung, kaget karena tidak menduga akan sebesar ini isunya," ucapnya.

Aman dan Henri pun mengingatkan Arsin untuk menyerah dan menghadapi proses hukum yang ada, serta mengungkap siapa pihak lain yang terlibat jika klaimnya memang benar.

Aman menegaskan, sudah saatnya Arsin menghadapi konsekuensi dan mengungkap siapa yang dia maksud sebagai pihak lain yang terlibat.

"Bukan hanya Arsin yang bingung, pengacaranya pun saya lihat pada bingung. Saya sarankan Arsin menyerah saja, pengacara jangan ikuti kemauan Arsin untuk melarikan diri, ada ancaman perintangan penyidikan," tandasnya. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved