Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Polemik Pagar Laut, Shamsi Ali: Laut Indonesia Diberi Sertifikat, Lalu Bagaimana dengan Udara?

 Imam Masjid New York, Shamsi Ali: Tidak Perlu Merasa Mampu Membujuk Israel,  Who Are You? - Herald ID

Repelita Jakarta – Imam Shamsi Ali, tokoh diaspora Indonesia di Amerika Serikat, ikut mengomentari polemik kebijakan pagar laut yang diterapkan di Tangerang. Ia mengkritisi keputusan yang memberikan sertifikat hak guna atas wilayah laut di Indonesia dan mempertanyakan apakah kebijakan serupa akan diterapkan pada ruang udara Indonesia.

"Masih tidak habis pikir. Kalau laut di Indonesia itu ada sertifikat hak guna (bangunan), apakah juga udara Indonesia demikian?" ujar Shamsi Ali di akun X @ShamsiAli2 (28/1/2025).

Shamsi Ali juga menyoroti bahwa udara Indonesia tidak bisa sembarangan dilewati oleh pesawat asing tanpa izin, merujuk pada aturan ketat dalam hukum internasional.

"Udara itu kan tidak seenaknya dilewati pesawat asing," cetusnya.

Ia pun mempertanyakan, apakah ruang udara Indonesia akan diperlakukan sama seperti wilayah laut yang diberi sertifikat hak guna.

"Akankah udara Indonesia diberikan sertifikat hak guna juga?" tandasnya.

Sebelumnya, Ustaz Abdul Somad (UAS) turut merespons polemik pagar laut yang tengah ramai diperbincangkan. Dalam komentarnya, UAS mengingatkan kisah Fir’aun Mesir yang terhanyut di Laut Merah, meskipun didukung oleh para tukang sihir hebat.

“Fir’aun Mesir itu digambarkan sangat gagah perkasa, didukung para tukang sihir, menyembelih anak-anak laki-laki,” ujar UAS di Instagram @ustadzabdulsomad_official, Selasa (28/1/2025).

Namun, meskipun Fir’aun berkuasa, akhirnya ia ditenggelamkan di Laut Merah yang panjangnya hanya sekitar 20 km.

"Namun, akhirnya Fir’aun mati tenggelam di laut yang panjangnya hanya sekitar 20 km," ujar UAS.

UAS melanjutkan, Fir’aun pasti akan terkejut jika mengetahui ada pihak yang bisa memagari laut sepanjang 30 km dengan bantuan teknologi yang canggih.

“Betapa kagetnya Fir’aun mendengar berita dari Konoha bahwa ada yang lebih hebat dari dirinya,” tandasnya.

Politisi Partai Gerindra, Titiek Soeharto, mendesak agar pemerintah segera menyelesaikan persoalan pagar laut ini. Ia menegaskan bahwa laut adalah milik bersama, bukan milik individu atau korporasi.

“Laut bukanlah milik perorangan atau korporasi, tetapi milik kita semua. Jadi, siapa pun yang melanggar hukum, mengkavling tanpa izin, harus ditertibkan,” kata Titiek saat memimpin Kunjungan Kerja Spesifik Komisi IV DPR RI di Desa Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (22/1/2025).

Titiek juga menuntut pihak yang bertanggung jawab atas penerbitan sertifikat hak guna bangunan (HGB) dan sertifikat hak milik (SHM) yang diduga melanggar hukum untuk segera mengungkap identitasnya.

"Siapa sebenarnya pemilik pagar laut ini? Siapa pun yang menancapkan pagar itu, harus mencabutnya sendiri. Jika tidak, mereka harus bertanggung jawab atas biaya pencabutan yang dilakukan oleh aparat," tegas Titiek.

Lebih lanjut, Titiek menekankan bahwa Komisi IV DPR akan terus mengawasi secara ketat penyelesaian kasus ini dan meminta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk segera merespons persoalan ini dengan cepat.

“Dalam fungsi pengawasan, kami akan terus memantau perkembangan kasus ini. Tentunya, kami juga akan memanggil kementerian terkait secara rutin untuk menanyakan sejauh mana penyelesaiannya,” tutup Titiek. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved