"Prabowo Akan Mengikuti Jejak Jokowi, Saut Situmorang: Kita Sedang di Kandang Ayam, Baunya Menyebar"

 

Jakarta, 8 Desember 2024 – Saut Situmorang menyampaikan pandangannya mengenai masa depan politik Indonesia dengan mengaitkan teori perubahan sosial dan kemungkinan bahwa Prabowo Subianto akan mengikuti jejak Joko Widodo (Jokowi).

Menurut Saut, perubahan dalam sistem sosial dapat menciptakan pola tertentu yang cenderung berulang. Ia percaya bahwa suatu saat Prabowo bisa mengalami perjalanan politik yang serupa dengan Jokowi.

“Saya percaya, ada kepercayaan bahwa suatu saat Prabowo akan seperti Jokowi. Ini sesuai dengan teori density social perubahan,” ujarnya.

Saut menjelaskan bagaimana Jokowi, yang awalnya dipandang sebagai sosok bersih dan sederhana, akhirnya terjebak dalam dinamika politik yang penuh tantangan dan tekanan. Ia menilai bahwa kondisi serupa bisa menimpa Prabowo jika tidak ada perubahan mendasar dalam sistem kelembagaan dan manajemen pemerintahan.

Namun, Saut Situmorang memberikan peringatan keras. Ia menggunakan metafora “kandang ayam” untuk menggambarkan situasi pemerintahan Indonesia saat ini yang menurutnya penuh dengan masalah sistemik.

“Lihatlah sekarang, kawan-kawan. Anda berada di posisi kandang ayam yang sangat kotor, jorok, bau, tapi Anda tidak pernah menyadari bahwa negeri ini sebentar lagi habis,” tuturnya.

Saut mengkritisi lemahnya penegakan hukum dan transparansi di berbagai lembaga negara, yang terlihat dari menurunnya Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia. Ia menilai kondisi ini mencerminkan menurunnya kepercayaan publik terhadap tata kelola pemerintahan.

Menurutnya, banyak masyarakat yang sudah terlalu lama terjebak dalam situasi ini dan tidak menyadari dampak negatif yang timbul. Saut menekankan perlunya reformasi besar untuk keluar dari kondisi stagnasi yang dinilainya kotor dan kumuh.

Ia juga mengkritisi lemahnya penanganan kasus-kasus besar seperti korupsi dan praktik ilegal seperti judi online. Meskipun teknologi semakin berkembang, Saut berpendapat bahwa pemanfaatannya belum optimal karena mentalitas lama yang masih mendominasi.

Lebih lanjut, Saut Situmorang menyoroti pentingnya kepemimpinan yang mampu keluar dari pola pikir lama dan memiliki keberanian untuk melawan hambatan sistemik. Ia menekankan bahwa dibutuhkan pemimpin dengan visi besar dan keberanian untuk menghadapi berbagai tantangan yang ada di hadapannya.(*)

Editor: Elok WA R-ID

Baca Juga