Repelita, Jakarta 14 Desember 2024 - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), partai pemenang Pemilu 2024, akan mengadakan Kongres pada April 2025. Kongres ini menjadi momen penting bagi PDIP, di mana pemilihan ketua umum baru akan dilakukan.
Menjelang kongres tersebut, Ketua DPP PDIP, Deddy Sitorus, mengungkap adanya upaya dari pihak tertentu yang ingin menggoyang soliditas PDIP. Menurutnya, tanda-tanda ini terlihat dari gugatan yang diajukan oleh sejumlah kelompok yang mempertanyakan legalitas kepengurusan PDIP.
"Kalau tanda-tandanya bisa kita lihat dari gugatan, ada lima gugatan yang diajukan oleh kelompok tertentu untuk mempersoalkan legalitas dari perpanjangan dan penambahan personil DPP PDIP," kata Deddy di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat malam.
Selain itu, Deddy juga menyebutkan adanya spanduk-provokasi yang beredar di Jakarta, yang mempertanyakan kepengurusan PDIP. Deddy meminta media untuk melakukan penyelidikan lebih dalam mengenai siapa pihak yang ingin menggoyang kepemimpinan Megawati Soekarnoputri.
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, sebelumnya juga menyampaikan hal serupa. Megawati mengungkapkan adanya upaya dari pihak tertentu untuk mengacaukan Kongres PDIP 2025. Megawati menyebutkan bahwa dirinya mendapat dukungan dari anggota partai yang meminta agar ia kembali menjabat sebagai ketua umum PDIP.
"Saya sekarang masih keren diminta oleh seluruh anggota partai secara aklamasi kalau ada nanti kongres ibu musti jadi lagi," ujar Megawati dalam acara peluncuran buku "Pilpres 2024: Antara Hukum, Etika, dan Pertimbangan Psikologis".
Megawati juga meminta pihak yang ingin mengganggu kongres untuk mendengarkan langsung bahwa PDIP tetap solid.
"Ini biar kedengeran, kenapa? Karena aku juga ada nih berita, nanti di kongres katanya mau diawut-awut. Saya sengaja nih supaya pada kedengaran deh, coba kamu awut-awut partai saya," katanya sambil disambut tepuk tangan dan tawa para hadirin.
Namun, Megawati meminta audiens untuk tidak menganggap pernyataannya sebagai candaan.
"Yang keren kenapa tepuk tangannya, berarti kalian enggak simpati sama saya. Setengah hati atau ada juga barangkali ada di sini dua kaki, ojo guyu," ujarnya.
Megawati kemudian berbicara sambil terisak, menyatakan bahwa dirinya berbicara bukan hanya sebagai Megawati Soekarnoputri, tetapi sebagai anak bangsa yang berjuang membangun partai.
"Jadi bukan sebagai Megawati Soekarnoputri. Tapi saya berbicara sebagai anak bangsa yang telah ikut berdarah-darah," ujarnya sambil terisak.
"Kalian belum rasain berdarah-darah. Ah sudah ah, soalnya nanti bikin nangis," tambah Megawati.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok