Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

KH Sumarno: Gus Miftah Lupa Siapa Dirinya, Harus Urut Dada

 

Repelita, Jakarta 14 Desember 2024 - Kasus Gus Miftah yang viral karena dugaan menghina seorang penjual es teh keliling terus memicu polemik. KH Sumarno Syafei memberikan tanggapan mengenai peristiwa tersebut, menyebut ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu kepentingan politik dan sosial.

KH Sumarno menilai polemik ini sudah masuk ke ranah politik, mengingat Gus Miftah kini menjabat sebagai pejabat publik. Ia mengatakan bahwa kepentingan politik muncul karena posisi Gus Miftah yang sekarang berhubungan dengan pengambilan kebijakan publik.

"Kepentingan politik karena sekarang Gus Miftah sudah menjadi pejabat politik. Apalagi kasus ini bermuara dari potongan-potongan video," ujarnya saat berbicara di acara Indonesia Lawyers Club.

KH Sumarno menyebut atmosfer yang terlihat dalam video tersebut belum tentu sama seperti kejadian yang terjadi di lokasi pengajian. Menurutnya, ada hal-hal yang tidak terlihat dan mungkin ada gimmick yang kurang etis dalam potongan video tersebut.

Namun, KH Sumarno menegaskan bahwa Gus Miftah, sebagai pejabat publik, harus siap menerima segala bentuk kritik. Ia menyebut bahwa efek dari polemik ini berdampak pada kekuatan politik yang mengangkat Gus Miftah sebagai utusan Presiden.

KH Sumarno juga menyoroti sikap Prabowo yang dinilainya tidak membela Gus Miftah. Ia mengatakan bahwa seharusnya Prabowo memberikan jawaban atau teguran melalui sekretaris kabinet kepada publik.

"Ketika urusan sepele sudah dipolitisasi, apakah orang politik itu punya etik? Ini kan sok bicara etik, apakah mereka juga punya etik?" ujarnya.

Ia juga berbicara tentang pengalaman pribadi saat berada di lapangan pengajian. KH Sumarno menyebut bahwa menghadapi situasi seperti itu sudah biasa. Bahkan, ia pernah mengalami kejadian di mana seseorang stres naik ke panggung saat ia sedang ceramah, hingga ada pencuri yang berlari ke panggung yang sama.

KH Sumarno mengingatkan bahwa sebagai pejabat khusus Presiden, seorang tokoh seperti Gus Miftah seharusnya lebih menjaga setiap perkataan yang disampaikan kepada jamaah.

"Mustinya Gus Miftah juga urut dada, oh sekarang ini saya sudah menjadi pejabat publik. Tidak layak lagi seperti kemarin, walaupun dia punya ciri khas," cetusnya.

Meski ciri khas tersebut sudah menjadi kebiasaannya, KH Sumarno meminta agar hal itu dikurangi demi citra tokoh agama dan pemuka masyarakat lainnya.

KH Sumarno juga menyinggung komentar Perdana Menteri Malaysia terkait isu ini, yang dinilainya tidak perlu ikut campur dalam urusan dalam negeri.

"Sampai tadi dibilang Perdana Menteri Malaysia ikut campur. Aneh saya bilang. Urusan apa Malaysia? Bolanya saja tidak benar. Saya juga tidak setuju mereka ikut campur urusan dalam negeri kita," ujarnya.

Melihat sisi sosial, KH Sumarno menegaskan bahwa pejabat publik seharusnya memiliki batasan yang harus dijaga. Ia mengimbau semua pihak untuk lebih berhati-hati dalam berucap dan bertindak, demi menjaga kehormatan serta tanggung jawab yang diemban.

KH Sumarno menyerukan agar polemik ini segera dihentikan. Menurutnya, sudah cukup Gus Miftah meminta maaf, Presiden menerima kemundurannya, dan individu yang merasa dirugikan mendapatkan keadilan.

"Hentikan polemik ini, selesai sampai di sini. Tidak perlu diperpanjang lagi," tandasnya.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved