Tel Aviv, 3 Desember 2024 - Militer Israel melancarkan serangan ke puluhan sasaran Hizbullah di Lebanon pada Senin (2/12/2024), menewaskan 11 orang. Israel mengklaim bahwa serangan ini merupakan respons terhadap pelanggaran gencatan senjata yang dilakukan oleh Hizbullah, yang baru berlangsung satu minggu.
Menurut juru bicara militer Israel, Avichai Adraee, pasukan Israel menargetkan anggota Hizbullah serta infrastruktur penting mereka di seluruh Lebanon. Serangan udara juga dilancarkan di daerah Barguez, Lebanon selatan, menargetkan platform rudal yang digunakan untuk meluncurkan roket ke Israel.
"Proses peluncuran roket ke arah Israel adalah pelanggaran terhadap pemahaman gencatan senjata dengan Hizbullah yang menekankan pencegahan operasi permusuhan dari Lebanon," ujar Adraee. Meskipun serangan tersebut, Israel menegaskan komitmennya terhadap gencatan senjata yang telah disepakati, dengan kesiapan untuk melanjutkan serangan jika diperlukan guna melindungi warga Israel.
Namun, Hizbullah menanggapi dengan mengklaim bahwa Israel adalah pihak pertama yang melanggar gencatan senjata. Mereka menyebutkan serangan udara dan pemboman yang terjadi di Lebanon setelah kesepakatan gencatan senjata, termasuk penembakan terhadap warga sipil dan penerbangan pesawat militer di wilayah udara Lebanon, termasuk di atas Beirut.
Serangan ini dimulai setelah gencatan senjata yang tercapai pada 27 November 2024, setelah berbulan-bulan ketegangan sejak serangan Hizbullah ke wilayah Israel utara pada 8 Oktober 2023. Gencatan senjata ini juga meliputi tuntutan Hizbullah agar Israel menyelesaikan konflik dengan Hamas di Jalur Gaza sebelum menghentikan serangan di wilayah utara Israel.(*)
Editor: Elok WA R-ID