Jakarta, 9 Desember 2024 - Kontroversi terkait ucapan Gus Miftah kepada seorang penjual es teh kembali menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Kali ini, perhatian publik semakin tertuju setelah tanggapan dari Zaidan Yahya, atau yang lebih dikenal sebagai Habib Zaidan, mengenai insiden tersebut.
Dalam sebuah acara tabligh akbar baru-baru ini, Habib Zaidan mengakui bahwa penggunaan kata "goblok" oleh Gus Miftah tidak dapat dibenarkan. Ia menyatakan dengan tegas di depan jamaah bahwa tindakan tersebut merupakan kesalahan.
"Memang kalimat goblok itu salah. Gus Miftah mengatakan kalimat itu, dan saya menyalahkan," ucap Zaidan.
Meski demikian, Zaidan juga mempertanyakan alasan di balik viralnya insiden ini. Menurutnya, candaan serupa sering terjadi sebelumnya tetapi tidak pernah menjadi sorotan besar seperti saat ini.
"Tapi yang saya heran, kenapa yang viral hanya kemarin? Kemarin-kemarin juga seperti itu, tapi tidak viral," tambahnya.
Insiden yang menuai kecaman ini terjadi saat Gus Miftah mengisi acara tabligh akbar di Magelang, Jawa Tengah, dua minggu lalu. Dalam acara tersebut, seorang penjual es teh bernama Sunhaji tengah berjualan di sekitar lokasi. Gus Miftah bertanya kepada Sunhaji mengenai jumlah minuman yang belum terjual, sebelum akhirnya melontarkan candaan yang dianggap kurang pantas.
"Eh tehmu masih banyak nggak? Masih? Ya sana jual goblok. Dijual dulu, ya sudah, takdir," ujar Gus Miftah, yang diiringi gelak tawa orang-orang di sekitarnya.
Namun, respons Sunhaji yang hanya terdiam dan menghela napas menciptakan suasana tidak nyaman bagi sebagian orang. Banyak yang menilai candaan tersebut tidak pantas, terutama di hadapan publik, terlebih kepada seseorang yang tengah berusaha mencari nafkah.
Setelah video kejadian itu beredar luas di media sosial, warganet ramai-ramai mengecam tindakan Gus Miftah. Banyak yang menyayangkan ucapan tersebut karena dianggap tidak mencerminkan sikap seorang tokoh agama. Tak sedikit pula yang mempertanyakan reaksi Habib Zaidan yang tertawa saat insiden tersebut terjadi.
"Baru kemarin minta maaf. Ga lama udah kembali ke setelan pabrik. Ini sirkelan emang udah ga bisa diselamatkan," tulis salah satu pengguna media sosial.
Kecaman terus meluas, dengan sejumlah warganet meminta tokoh agama lebih berhati-hati dalam bersikap dan menjaga ucapannya, terutama ketika berhadapan dengan masyarakat kecil. Insiden ini kembali menjadi pengingat pentingnya etika dalam kehidupan publik, khususnya bagi tokoh agama yang menjadi panutan.(*)
Editor: Elok WA R-ID
