Jakarta, 4 Desember 2024 - Desakan agar Gus Miftah dicopot dari jabatan Utusan Khusus Presiden untuk Kerukunan Beragama terus menguat. Hal ini dipicu tindakan Gus Miftah yang dinilai menghina seorang penjual es teh bernama Sunhaji dalam ceramahnya.
Sutradara Joko Anwar ikut angkat bicara. Melalui akun X pribadinya, ia meminta Presiden Prabowo Subianto segera mengambil tindakan tegas. Menurutnya, membiarkan kejadian seperti ini tanpa sanksi akan memperburuk nilai-nilai kemanusiaan di masyarakat.
"Kalau enggak dicopot, ini kayak ngasih sinyal ke rakyat bahwa kelakuan kayak gini wajar. Nilai-nilai kemanusiaan kita makin nyungsep no hope," tulis Joko Anwar.
Joko Anwar menyebut Indonesia kini menghadapi krisis keteladanan. Banyak figur yang seharusnya menjadi panutan justru merendahkan orang lain. Ia juga mengkritik pemuka agama yang tertawa saat Gus Miftah membuat olokan tersebut.
"Indonesia ini miskin keteladanan. Banyak pemimpin, pengayom, pendidik, yang seharusnya memberikan contoh baik, malah merendahkan manusia lain," tambahnya.
Dalam video yang viral, Gus Miftah terlihat melontarkan olok-olok kepada Sunhaji dalam acara ceramah yang berlangsung pada 20 November 2024 di Magelang. Beberapa pemuka agama yang hadir tampak tertawa menyambut candaan tersebut. Reaksi ini memancing kemarahan publik, termasuk netizen, yang menantang Gus Miftah untuk merasakan bagaimana beratnya menjadi penjual es teh keliling.
Joko Anwar juga menyayangkan pembelaan yang diberikan sejumlah pihak terhadap Gus Miftah dengan alasan gaya dakwahnya yang sering menggunakan guyonan. Ia menilai sikap ini mencederai nilai-nilai kemanusiaan dan mencoreng kepercayaan publik terhadap pemimpin agama.
"Dan ini bukan saja dibela, dinormalisasi oleh para pendukungnya. Tapi dirayakan. Gila sih kalau manusia kayak gini masih dapat tempat terhormat di negeri ini," pungkas Joko Anwar.
Setelah menuai kecaman luas, Gus Miftah menyampaikan permintaan maaf secara langsung kepada Sunhaji. Permintaan maaf itu juga dilakukan setelah dirinya mendapat teguran langsung dari Presiden Prabowo Subianto.
Namun, pernyataan maaf tersebut belum cukup meredakan kemarahan publik. Banyak yang mendesak agar tindakan tegas berupa pencopotan jabatan dilakukan demi menjaga marwah pemerintahan dan nilai-nilai kemanusiaan di Indonesia.(*)
Editor: Elok WA R-ID