Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid menilai rendahnya partisipasi pemilih pada Pilkada Jakarta 2024 disebabkan oleh kurangnya daya tarik kandidat. Menurut Jazilul, pencalonan kandidat gubernur pada Pilkada Jakarta kali ini tidak melalui proses yang alami, dengan banyak saringan formal maupun tidak formal, sehingga pilihan bagi warga DKI kurang menarik.
Jazilul juga menyebutkan bahwa angka golput di Jakarta semakin tinggi, terutama karena mayoritas masyarakat Jakarta berasal dari kelompok terpelajar.
Ia tidak menampik bahwa pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung PKB, Ridwan Kamil-Suswono, juga bukan kandidat yang menarik perhatian. Jazilul mengakui, "Faktanya tidak menarik, ini adem-ayem."
Anggota Komisi III DPR RI ini menyatakan bahwa biasanya Pilkada Jakarta menghasilkan sosok yang potensial untuk menjadi tokoh nasional.
Namun, ia menilai pada Pilkada kali ini tidak ada sosok yang bisa mencapainya, bahkan untuk warga DKI sendiri.
Berdasarkan data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta, terdapat 8.214.007 orang dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang tersebar di 14.835 Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Namun, hasil penghitungan pasca-pencoblosan menunjukkan angka partisipasi pemilih hanya mencapai 53,05 persen, dengan tingkat golput mencapai 46,95 persen atau setara dengan 3,8 juta jiwa.
Angka ini mencatatkan persentase golput tertinggi sepanjang sejarah Pilkada Jakarta.
(*)