Kasus pencabulan yang menimpa seorang santriwati di Trenggalek Jawa Timur tak kunjungi menemui titik terang.
Telah dilaporkan oleh keluarga sejak beberapa bulan lalu, tepatnya setelah hari raya. Namun kepolisian tak kunjung sigap menangani kasus viral ini.
Padahal, saat ini korban rudapaksa tersebut telah melahirkan seorang anak tanpa mengetahui siapa ayah kandungnya.
Merasa bertanggung jawab dalam kasus ini, kini Polres Trenggalek turut berkomentar melalui akun X miliknya.
"Selamat sore Terimakasih. Ijin menjawab terkait dengan ini Proses penyelidikan masih berjalan dan SOP penegakan hukum terkait penanganan kasus tersebut sudah ditangani oleh UPPA Satreskrim Polres Trenggalek, dan kami berkomitmen untuk mengusutnya secara tuntas" tulis Polres Trenggalek di akun X miliknya.
Diketahui, sampai saat ini laporan tersebut telah di proses oleh Polres trenggalek namun pelaku tak kunjung ditangkap.
Hal inilah yang membuat keluarga korban akhirnya geram dan menggeruduk Pondok Pesantren tersebut pada Minggu (22/9/24) lalu.
Mereka datang guna meminta pertanggung jawaban pelaku, namun tak kunjung ditemui dan dijanjikan pada malam hari setelahnya.
Menilik kebelakang, kasus rudapaksa kerap kali terjadi dan menimpa banyak perempuan di bawah umur.
Tak sedikit pula mereka yang pada akhirnya meregang nyawa karena terbunuh oleh pelaku rudapaksa.
Seperti contohnya pada kasus pembunuhan Nia Kurnia Sari di Padang Pariaman, ia terbunuh setelah menjadi korban rudapaksa.
Padahal saat itu dirinya tengah berjualan gorengan demi memenuhi kebutuhan dan menabung untuk berkuliah.
Berbagai kisah miris kasus rudapaksa terjadi di Indonesia, yang artinya sudah tidak aman lagi seorang perempuan pergi sendirian di tempat umum.
Bahkan, beberapa kejadian rudapaksa justru dilakukan oleh orang-orang terdekat seperti ayah kandung hingga kakak korban.
Sampai saat ini, kasus santriwati yang harus melahirkan seorang anak tanpa ayah ini masih didalami oleh Polres Trenggalek seperti dikutip dari solobalapan
Santriwati Korban Rudapaksa Ini Harus Lahirkan Anak Tanpa Seorang Suami, Diduga Pelakunya Pimpinan Ponpes di Trenggalek!
Salah satu Pondok Pesantren di Trenggalek Jawa Timur ini diduga menjadi pelaku rudapaksa terhadap seorang santriwati berusia 17 tahun.
Bahkan, akibat tindakan ini korban rudapaksa diketahui hamil dan telah melahirkan dua bulanan lalu.
Geram dengan kondisi putrinya yang harus melahirkan tanpa seorang suami, keluarga korban kini menggeruduk Pondok Pesantren tersebut.
Bahkan video penggerudukan yang dilakukan oleh puluhan keluarga korban kini turut di viralkan melalui akun X.
Hal ini terjadi setelah kasus tersebut tak kunjung ditangani oleh pihak kepolisian dengan dalih menunggu hasil DNA.
"menunggu hasil test DNA untuk kasus pencabulan anak hingga hamil, saat ini korban sudah lahiran 2 bulan lamanya setelah pasca melahirkan" tulis akun X @dhemit_is_back.
Kalimat yang di tuliskan oleh akun ini merujuk pada komentar Polres Trenggalek di unggahan sebelumnya.
Polres Trenggalek turut menyingung alasan kasus ini tak kunjung rampung dan ditangani oleh pihak terkait.
"Selamat sore Terimakasih. Ijin menjawab terkait dengan ini Proses penyelidikan masih berjalan dan SOP penegakan hukum terkait penanganan kasus tersebut sudah ditangani oleh UPPA Satreskrim Polres Trenggalek, dan kami berkomitmen untuk mengusutnya secara tuntas" tulis Polres Trenggalek di akun X miliknya.
Sementara itu, unggahan di akun X tersebut turut dibanjiri komentar warganet yang geram dengan tindakan kepolisian.
Apalagi sudah dua bulan lamanya anak tersebut lahir, namun tak ada kejelasan terkait kasus viral ini.
"Ponpes untuk menitipkan anak agar belajar ilmu agama, malah begitu orang-orang ya Allah" tulis @withoutuaf.
"Jaman sekarang lebih aman ngajarin agama anak dari rumah soalnya yg kita yakinin jadi pembimbing aja malah dia yg jadi setannya" tulis @HumorWakanda.
Beberapa warganet bagikan komentar kesalnya, apalagi perilaku menyimpang ini terjadi di lingkungan pondok pesantren yang harusnya mengajarkan agama.***