Sandera Israel Almog Sarosi mengatakan dia dan tawanan lainnya menjadi target dalam serangan Israel di Jalur Gaza, dalam sebuah video yang dirilis pada Jumat, 6 September 2024, oleh Brigade Al Qassam Hamas, lapor Anadolu Agency.
Sarosi, 27 tahun, mengatakan bahwa ia ditahan pada 7 Oktober, bersama dengan istri dan teman-temannya saat menghadiri sebuah festival di kota Reim.
Dalam rekaman tersebut, Sarosi menggambarkan pengalamannya yang mengerikan di bawah serangan Israel, dengan mengatakan, "Kondisi kami sulit. Tidak ada makanan, air, atau listrik, dan semua orang tahu bahwa kebutuhan dasar ini tidak tersedia di sini."
Sarosi kemudian mengkritik pemerintah dan militer Israel atas penargetan mereka terhadap para tawanan Israel.
"Pemboman Israel menargetkan saya dan warga Israel lainnya yang ditangkap di sini. Pemerintah Israel, tentara Israel, dan dinas keamanan mereka-pada tanggal 7 Oktober, Anda gagal dan mengabaikan kami. Kalian terus gagal selama beberapa waktu terakhir dengan upaya pembebasan yang gagal dan palsu selama operasi invasi darat, upaya yang akan menyebabkan kematian saya," katanya.
Dia menuduh pemerintah dan militer Israel mengabaikan para sandera. "Kami meminta bantuan, dan Anda mengatakan kepada kami, 'Tolonglah dirimu sendiri, tidak ada yang bisa menyelamatkanmu. Itulah sebabnya kami ditangkap."
Sarosi mendesak masyarakat Israel untuk melakukan protes. "Hidup kami ada di tangan Anda, jadilah kuat dan turunlah ke jalan untuk berdemonstrasi."
Tanggal pasti dari rekaman itu tidak diberikan.
Perilisan video ini dilakukan setelah serangan militer Israel yang semakin intensif di Gaza, yang telah mengakibatkan banyak korban jiwa dan kerusakan yang meluas.
Video ini merupakan bagian dari rangkaian video yang dirilis oleh gerakan perlawanan yang menampilkan para tawanan Israel, yang terbunuh oleh serangan Israel, dan yang mayatnya ditemukan beberapa waktu yang lalu di terowongan Gaza.