Bakal calon Gubernur Sumut Bobby Nasution menarik perhatian publik usai turun meninjau banjir di Kota Medan pada Selasa (27/8) kemarin.
Aksi Bobby ini ramai dikait-kaitkan mirip dengan mertuanya, Presiden Jokowi, yang pernah masuk ke gorong-gorong untuk mengecek genangan air saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2012 lalu.
Banyak yang menyebut Bobby punya karakter seperti Jokowi.
Lantas, apa kata Bobby soal ini?
“Ya namanya kerja ya harus ke lokasi. Kalau lokasi ya gorong ya masuk ke sana. Kalau lokasinya di tempat banjir ya ke banjir. Kalau sungai ya ke sungai,” kata Bobby du KPU Sumut pada Rabu (28/8).
“Dan namanya persoalan ya harus dilihat, namanya persoalan tidak bisa dari luar saja, jadi harus bisa sampai ke titik persoalannya,” sambungnya.
Bobby tak banyak komentar soal kritik hingga pujian yang datang usai aksi meninjau banjir tersebut. Menurutnya, apa yang dilakukan dia itu sudah tepat sebagai orang nomor 1 di Kota Medan.
“Jadi saya rasa bukan tentang, balik lagi ya, siapa mirip siapa tapi cara kerja yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin saya rasa itu harus mau ke turun lokasi,” kata dia.
“Ya kalau persoalan ke gorong gorong ya masuk ya. Kalau jijik masuk gorong gorong ya gawat. Ya semua pemimpin pengin menyelesaikan permasalahannya. Ya kalau kita diajarkan ya jadi pemimpin harus menyelesaikan masalah ya harus tahu persoalannya,” sambungnya
Pada Selasa kemarin, sejumlah wilayah di Kota Medan memang diguyur hujan sekitar 4 jam. Akibatnya, ada wilayah tertentu yang banjir.
Ketinggiannya juga bervariasi, mulai dari lutut orang dewasa hingga 1,5 meter.
Dari foto yang dikirim Pemkot Medan, tinggi air ada yang sampai sepinggang menantu Presiden Jokowi itu seperti dikutip dari kumparan
Pemerhati Konstruksi Sebut Proyek Bobby Nasution Gagal Atasi Banjir di Medan
Berbagai proyek yang dilakukan oleh Pemko Medan untuk mengatasi banjir di Kota Medan dinilai tidak berguna. Hal ini berdasarkan fakta dimana persoalan banjir masih terus muncul setiap kali hujan mengguyur Kota Medan.
"Mungkin bahasanya enggak harus gagal total, tapi hampir tak ada gunanya pengerjaan itu kalau banjirnya separah yang kita lihat,” kata Pemerhati Dunia Konstruksi Sumatera Utara, Erikson Lumban Tobing, Rabu (28/8).
Erikson mengatakan, keberhasilan dari sebuah proyek dapat dilihat dari dampak yang muncul setelah pengerjaannya selesai. Dalam hal ini, ia mengaku miris dengan klaim dari Bobby terkait sudah maksimalnya penanganan banjir di Kota Medan.
“Cara yang tepat, Walikota tidak usah bicara ini dan itu tentang banjir kota Medan ini, adakan saja penelitian yang menyeluruh dengan melibatkan para ahli dari perguruan tinggi dan para pelaksana konstruksi juga masyarakat di Kota Medan ini utk mencari solusinya," ungkapnya.
Sosok yang akrab dipanggil ‘Mentor’ oleh para pengusaha jasa konstruksi di Sumut ini menambahkan, pembenahan persoalan banjir tidak harus dilakukan lewat proyek baru. Sebab, Kota Medan sudah memiliki drainase peninggalan zaman Belanda.
“Kalau memang mau benar-benar mengatasi banjir harusnya bukan hanya sekedar membikin project-project baru saja. Harusnha gorong-gorong yang sudah ada sejak jaman Belanda ditambah project Medan URban Development Project (MUDP), itu saja yang dibenahi baru kemudian ada project baru yang nyambung dengan drainase / gorong-gorong yang ada," ungkapnya.***