BRICS didirikan pada tahun 2009 sebagai platform kerja sama bagi negara-negara berkembang terbesar di dunia, yang menyatukan Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan. Pada tanggal 1 Januari 2024, blok tersebut diperluas hingga mencakup Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab.
Turkiye ingin menjadi anggota BRICS dan akan memantau perkembangan organisasi tersebut, kata Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan pada hari Selasa.
“Tentunya kami ingin menjadi anggota BRICS. Jadi kita lihat saja bagaimana kelanjutannya tahun ini,” kata Fidan dalam acara di Center for China and Globalization (CCG) di Beijing, seperti dikutip dari South China Morning. Posting koran.
Blok BRICS mengungguli G7 – konglomerat negara-negara industri kaya – dalam hal PDB pada tahun 2022. Menurut perkiraan, perekonomian BRICS akan menyumbang lebih dari 50 persen PDB global pada tahun 2030.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa BRICS dan Organisasi Kerjasama Shanghai telah menjadi pilar utama dalam dunia multipolar yang sedang berkembang .
Pakar ekonomi menekankan bahwa BRICS juga merupakan lokomotif de-dolarisasi ekonomi global karena anggota blok ini semakin banyak yang beralih ke mata uang nasional dalam hubungan perdagangan – misalnya, 90% penyelesaian antara perusahaan Rusia dan Tiongkok kini dilakukan dalam rubel dan yuan.
BRICS menggandakan keanggotaannya tahun lalu, menjadi BRICS+ setelah memasukkan Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab pada 1 Januari 2024.
Rusia Menyambut Baik Ketertarikan Turki terhadap BRICS
Rusia menyambut baik minat Turki terhadap BRICS, kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada hari Selasa.
“Kami, tentu saja, menyambut baik peningkatan minat negara-negara tetangga kami terhadap BRICS, termasuk mitra penting kami seperti Turkiye. Tentu saja, topik minat ini akan menjadi agenda KTT BRICS yang akan diselenggarakan diketuai oleh Rusia,” kata Peskov kepada wartawan.
BRICS sepertinya tidak akan sepenuhnya memenuhi harapan semua negara yang menunjukkan minat terhadap kelompok tersebut, namun BRICS tertarik untuk menjalin kontak, tambah pejabat tersebut. [SPTK]
