Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Dianggap NasDem Bak Kura-kura, PDIP: Belum Bersuara Tak Berarti Diam

 

Politikus PDI Perjuangan (PDIP), Andreas Hugo Pareira buka suara mengenai Ketua DPP Partai NasDem, Irma Suryani Chaniago yang menganggap partainya diam seperti kura-kura ketika bergabung dalam koalisi pemerintahan.

Irma mengatakan, PDIP merupakan partai yang memiliki sejarah panjang sejak berdiri di Indonesia.

Dia menjelaskan, PDIP merupakan fusi dari lima partai pada masa Pemerintahan Orde Baru, yakni PNI, Partai Kristen Indonesia (Parkindo), Partai Katolik, Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI), dan Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Murba).

"Kalau dirunut lagi ke belakang, lima partai yang yang pada 10 Januari 1973 berfusi menjadi PDI ini, lahir sebelum kemerdekaan Indonesia," kata Andres kepada Tribunnews.com, Jumat (8/3/2024).

Andreas mencotohkan PNI. PNI dibentuk Soekarno dan kawan-kawannya pada tahun 1927 di Bandung sebagai partai pelopor untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Sama halnya, kata dia, ketika PDI berevolusi menjadi PDI pro Mega pada tahun 1997 dipimpin Megawati Soekarnoputri.

Menurut Andreas, PDI Pro Mega adalah partai pelopor menumbangkan rezim orde baru dan memimpin lahirnya reformasi 1998.

"Oleh karena itu tidak perlu khawatir dengan positioning PDIP, partai yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri sudah pernah mengalami semua peristiwa politik di republik ini, baik partai pemerintah, partai di luar pemerintahan, bahkan partai yang direpresi oleh penguasa pun pernah," ujarnya.

Dia menegaskan, dengan berpegang teguh pada ideologi nasionalisme pluralisme, Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika, PDIP tetap eksis dan akan memelopori perubahan politik di tanah air.

Andreas menegaskan, kalaupun saat ini PDIP belum bersuara, bukan berarti diam. Dia menyebut, PDIP akan menggeliat dan bergerak untuk Indonesia.

"Kalaupun sekarang ini PDIP belum bersuara, bukan berarti diam. Dalam diam, PDIP pasti akan menggeliat dan bergerak untuk Indonesia kita cintai, untuk reformasi yang bersama rakyat wong cilik telah diperjuangkan dan harus terus maju menuju Indonesia Emas 2045 dan seterusnya," imbuhnya.

Sebelumnya, Irma menegaskan, PDIP cocoknya menjadi oposisi pemerintah.

Irma menyebut, partai politik (parpol) adalah sumber permasalahan di Indonesia karena cenderung pragmatis.

"Parpol yang jadi akar permasalahan kericuhan di negeri ini, karena apa? Pragmatis, semua pragmatis," kata Irma ketika menjadi pembicara dalam sebuah diskusi di Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, Kamis (7/3/2024).

"Semua partai politik korupsi. Betul enggak? Betul. Kita enggak usah tutup-tutupi lah," ujarnya menambahkan.

Diskusi itu juga dihadiri Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto hingga Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI, Jusuf Kalla alias JK.

Irma menuturkan, PDIP baiknya menjadi oposisi pemerintah. Sebab, selama ini cenderung diam ketika menjadi penguasa.

"PDIP ini bagusnya jadi oposisi, tapi ketika dia menang dia enggak bagus. Karena ketika dia menang, dia diam seperti kura-kura. Ketika dia kalah, baru betul-betul menjadi wong cilik," ucapnya.

Hal senada juga disampaikan JK. Menurutnya, saat ini hampir seluruh parpol-parpol cukup pragmatis dan tidak mau menjadi oposisi.

"Banyak partai yang pragmatis termasuk partai saya, Golkar," kata JK dalam kesempatan yang sama.

Dia mencotohkan, ketika dirinya menang saat dicalonkan sebagai calon wakil presiden (cawapres) di Pemilu 2024.

JK mengungkapkan, saat itu dirinya menang walupun tak didukung Golkar. Namun, belakangan partai berlambang pohon beringin itu bergabung dalam pemerintahan.

"Dulu (Golkar) kalah Pemilu 2004, tapi saya menjadi (wakil) presiden bukan didukung Golkar, saya jalan sendiri. Nah, tapi begitu menang kita, bergabung Golkar itu, itu biasa aja politik itu," ujarnya.

Menurutnya, hak tersebut biasa dalam dunia perpolitikan, sebab tidak ada parpol yang ingin menjadi oposisi.

"Sekali lagi tidak ada partai yang didirikan atau mau jadi oposisi, oposisi bagi partai adalah kecelakaan," ucap JK.

"Jadi karena itu banyak pragmatis, sering orang bertanya kita bagaimana menjalin demokrasi yang tepat, ya demokrasi jangan mencontoh yang sekarang ini, tapi demokrasi yang punya makna demokrasi yang punya cara yang baik untuk bangsa ini," tuturnya.

Sumber Berita / Artikel Asli : tribunnews

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved