Repelita Jakarta - Pendiri Wahid Foundation, Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid, menyoroti fenomena kenaikan pajak di beberapa wilayah di Indonesia dan membandingkannya dengan praktik pajak di negara lain.
Ia menyampaikan bahwa sejumlah negara maju menerapkan tarif pajak yang relatif tinggi, namun hal itu diimbangi dengan kesejahteraan warga yang terjaga dan pelayanan publik yang efektif.
"Di banyak negara kaya seperti Swedia, Norwegia, Denmark, pajaknya sangat tinggi, hampir setengah penghasilan rakyat disetor ke negara, tapi rakyatnya hidup makmur,” kata Yenny dikutip dari video yang ia unggah di Instagram, Jumat (22/8/2025).
Meski demikian, menurut Yenny, kemakmuran tidak hanya dimiliki oleh negara dengan pajak tinggi. Beberapa negara dengan tarif pajak rendah, seperti Singapura, Swiss, dan Uni Emirat Arab, juga mampu memberikan kesejahteraan bagi warganya.
Sebab itu, ia menekankan bahwa faktor utama kesejahteraan tidak semata-mata ditentukan besaran pajak, tetapi bagaimana negara mengelola keuangan dan sumber daya secara efisien.
Yenny menjelaskan ada beberapa unsur penting yang menjadi kunci, antara lain pemerintahan yang bersih dan transparan, angka korupsi yang rendah, serta penegakan hukum yang tegas.
Selain itu, pengelolaan uang negara harus efisien, tidak dihamburkan untuk fasilitas pejabat, dan iklim usaha harus dijaga agar investasi swasta berkembang sehingga lapangan pekerjaan tercipta.
Ia juga menyoroti pentingnya infrastruktur yang baik dan modern untuk mendukung aktivitas ekonomi, adanya jaminan sosial untuk memastikan kehidupan rakyat aman dan nyaman, serta prioritas pada pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia.
"Jadi kesimpulannya, yang bikin makmur bukan pajak tinggi, tetapi bagaimana uang rakyat dikelola sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat," pungkas Yenny.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

