Repelita Jakarta - Pengamat politik Rocky Gerung memprediksi Presiden Prabowo Subianto akan mengambil langkah tegas setelah perayaan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia pada 17 Agustus 2025. Langkah yang disebutnya sebagai "radical break" itu diyakini akan mengejutkan publik dan membawa arah baru dalam pemerintahan Prabowo.
Dalam sebuah wawancara televisi yang tayang pada Rabu, 6 Agustus 2025, Rocky menilai keputusan Prabowo memberikan abolisi kepada mantan Menteri Perdagangan era Presiden Joko Widodo, Tom Lembong, serta amnesti kepada Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto adalah sinyal awal dari koreksi besar terhadap warisan politik pendahulunya.
Menurut Rocky, istilah radical break mengacu pada perubahan mendasar yang dilakukan secara tiba-tiba dan signifikan, termasuk kemungkinan penghapusan pengaruh tokoh-tokoh lama dari lingkar kekuasaan. Ia menegaskan, penghapusan pengaruh tersebut bukan sekadar reshuffle, tetapi tindakan lebih berani dan bersifat simbolik untuk membersihkan residu politik masa lalu.
Rocky menyatakan bahwa keputusan besar kemungkinan akan diumumkan usai perayaan HUT RI, karena saat ini pemerintah masih fokus pada penyelenggaraan peringatan kemerdekaan. Setelah momentum tersebut, menurutnya, masyarakat akan kembali menagih komitmen terhadap perubahan politik yang dijanjikan.
Dalam pernyataannya, Rocky menggunakan metafora yang kuat untuk menegaskan urgensi tindakan tersebut. Ia menyebut bahwa “ampas dari masa lalu” tidak bisa dibiarkan menumpuk, dan harus dibersihkan oleh pemimpin baru. Ia juga menyarankan bahwa bentuk tindakan seperti pemberhentian tidak terhormat terhadap pejabat tertentu dapat terjadi sebagai bagian dari langkah besar itu.
Rocky menilai bahwa keputusan memberi abolisi dan amnesti merupakan bentuk komunikasi politik yang menyiratkan bahwa Presiden Prabowo telah mulai menempuh jalur sendiri, terpisah dari bayang-bayang Jokowi. Ia bahkan menyebutkan bahwa keduanya, Tom Lembong dan Hasto Kristiyanto, adalah sosok yang mengetahui banyak hal tentang masa kepemimpinan Jokowi.
Dalam narasinya, Rocky menyebut bahwa Prabowo harus bertindak cepat agar tidak ikut terseret arus politik sebelumnya. Ia menyampaikan bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan yang akhirnya didengar oleh Prabowo melalui langkah-langkah pengampunan tersebut.
Menanggapi pernyataan tersebut, Wakil Ketua Umum relawan Jokowi Mania, Andi Azwan, menyatakan bahwa analisa Rocky boleh-boleh saja. Namun ia meragukan bahwa radical break benar-benar akan terjadi setelah 17 Agustus 2025.
Andi menilai bahwa angka 80 yang bertepatan dengan usia kemerdekaan Indonesia kali ini memiliki makna penting bagi Prabowo. Ia melihat suasana politik yang mulai mereda, dan menurutnya, Presiden akan memilih untuk menikmati momen kenegaraan ini terlebih dahulu sebelum membuat keputusan drastis.
Meski demikian, Andi mengakui bahwa keputusan memberi abolisi dan amnesti memang telah dilakukan, namun ia menekankan bahwa jika reshuffle atau perubahan besar benar-benar terjadi, hal itu sepenuhnya merupakan hak prerogatif Presiden.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok