
Repelita Jakarta - Presiden Prabowo Subianto kembali menyampaikan capaian signifikan pemerintahannya melalui Pidato Kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR serta Sidang Bersama DPR-DPD RI di Gedung Parlemen, Jakarta, hari ini Jumat, 15 Agustus 2025.
Presiden mengungkapkan bahwa selama 299 hari memimpin negara, ekonomi Indonesia berhasil tumbuh sebesar 5,12%, angka yang menggembirakan di tengah tantangan global seperti perang dagang dan ketegangan geopolitik.
Perolehan investasi pun menunjukkan lonjakan, dengan realisasi investasi sebesar Rp 942 triliun sepanjang semester pertama tahun ini, yang turut berkontribusi pada serapan tenaga kerja hingga 1,2 juta orang.
Menurutnya, lonjakan pertumbuhan ekonomi ini terutama disumbang oleh peningkatan konsumsi masyarakat serta ekspor yang tumbuh kuat berkat nilai tambah dari sektor hilirisasi industri.
“Kita rasakan sekarang, ekonomi triwulan kedua 2025 tumbuh 5,12 persen … lebih dari setengah pertumbuhan ekonomi disumbang oleh sektor konsumsi masyarakat, dan ekspor kita tumbuh 10,67 persen” ujar Presiden dalam pidatonya.
Ia menegaskan bahwa ekonomi tumbuh di angka 5,12% meski berada di tengah guncangan global, serta bahwa para pakar ekonomi yakin angka tersebut masih bisa merangkak naik di masa mendatang.
Presiden juga mencermati bahwa rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam tujuh tahun terakhir stagnan di angka sekitar 5%, namun kini berhasil dipertahankan bahkan ditingkatkan sedikit demi sedikit.
Sektor pangan ikut mendapat perhatian khusus; pemerintah telah mempercepat penyaluran pupuk langsung dari pabrik ke petani dan menaikkan harga beli gabah menjadi Rp 6.500 per kilogram, demi meningkatkan kesejahteraan petani.
Hasilnya terlihat nyata: Indonesia kini mencatatkan surplus produksi beras dengan stok cadangan nasional lebih dari 4 juta ton, tertinggi sepanjang sejarah, dan kembali membuka peluang ekspor.
Langkah-langkah pemberdayaan juga dijalankan, termasuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang sudah menyasar 20 juta penerima manfaat, didukung operasional 5.800 dapur MBG di 38 provinsi, menciptakan 290 ribu lapangan kerja, serta memberdayakan 1 juta pelaku UMKM, petani, nelayan, dan peternak.
Pemerintah juga mendirikan 80 ribu Koperasi Desa dan Kelurahan Merah Putih untuk memperkuat ekonomi lokal, menyediakan bahan pokok bersubsidi, dan menciptakan lapangan kerja baru.
Lebih lanjut, diluncurkan pula Badan Pengelola Investasi Danantara Indonesia dengan aset kelolaan melebihi USD 1 triliun, fokus pada hilirisasi sumber daya alam dan investasi strategis.
Di sektor kesehatan, layanan pemeriksaan kesehatan gratis sudah dinikmati lebih dari 18 juta warga, dan pengembangan fasilitas kesehatan juga dilakukan, termasuk peningkatan kelas rumah sakit di 66 kabupaten serta pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Sanur sebagai pusat layanan medis internasional.
Dalam aspek pendidikan, pemerintah membangun dan membuka 100 Sekolah Rakyat untuk anak dari keluarga kurang mampu, serta merencanakan renovasi 13.800 sekolah dan 1.400 madrasah, serta mendistribusikan 288.000 layar pintar ke sekolah-sekolah seluruh Indonesia.
Lebih jauh, program Sekolah Unggul Garuda dan SMA Taruna Nusantara Terintegrasi turut dicanangkan, dan penambahan 148 program studi baru di 57 Fakultas Kedokteran di seluruh negeri dilaksanakan untuk memperkuat kapasitas pendidikan tinggi dan tenaga kesehatan.
Presiden menegaskan komitmennya untuk menghapus praktik korupsi di birokrasi, mengklaim telah menyelamatkan anggaran hingga Rp 300 triliun yang rawan diselewengkan, dan mengarahkan anggaran tersebut untuk program yang langsung dirasakan masyarakat.
Pesan utama dalam pidato kenegaraan ini jelas: dengan menjaga pertumbuhan ekonomi yang inklusif serta memberdayakan rakyat dari Sabang hingga Merauke, pemerintahan optimis dapat terus mendorong kesejahteraan dan stabilitas nasional. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

