Repelita Jakarta - Roy Suryo tampil di hadapan publik dengan mengenakan kaus bertuliskan raja Jawa.
Ia membeberkan analisis terbaru terkait ijazah Presiden Joko Widodo.
Roy menjelaskan bahwa dokumen yang beredar hanya berupa fotokopi.
Menurutnya, fotokopi tidak dapat dijadikan dasar bukti forensik yang sah.
Ia menyoroti penggunaan teknologi untuk menilai keaslian ijazah tersebut.
Roy menggunakan metode error level analysis untuk mendeteksi perbedaan.
Ia membandingkan ijazah yang diragukan dengan dokumen asli miliknya.
Roy mengklaim memiliki lima bendel ijazah dan transkrip nilai UGM.
Dokumen itu disebutnya diperoleh dari pihak terpercaya.
Ia mempertanyakan mengapa penyidikan tetap berjalan tanpa ijazah asli.
Roy menegaskan bahwa ijazah asli memiliki ciri fisik yang berbeda.
Baginya, plastik tebal pada ijazah asli tidak bisa ditekuk seperti fotokopi.
Roy juga mempertanyakan keahlian forensik digital pihak lawan.
Ia menilai ahli tersebut lebih banyak menyerang pribadi.
Roy menyebut cara debat ad hominem justru menunjukkan lemahnya argumen.
Ia menganggap tuduhan palsu ini bagian dari rekayasa sistematis.
Roy menegaskan analisisnya didukung metode face recognition.
Ia mengklaim hasilnya menunjukkan foto di ijazah tidak identik dengan Jokowi.
Roy yakin kejanggalan ini harus diuji dengan bukti fisik nyata.
Ia meminta penyidik menghadirkan dokumen asli untuk diuji langsung.
Roy menegaskan siap membawa saksi ahli dan dokumen pendukung.
Ia merasa tuduhan terhadap dirinya sengaja diarahkan untuk membungkam.
Roy membantah anggapan bahwa langkahnya bermotif politik semata.
Ia menegaskan upaya ini murni pembuktian akademis.
Roy meminta publik tetap kritis menilai klaim yang beredar.
Ia juga menantang pihak berwenang membuka fakta apa adanya.
Roy berharap penyidikan tidak berhenti di isu digital semata.
Baginya, kebenaran harus dibuktikan di jalur hukum secara transparan.
Ia menegaskan tidak akan mundur menghadapi proses hukum.
Roy yakin publik akan melihat sendiri hasil akhirnya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

