.jpeg)
Repelita Jakarta - Presiden ketujuh RI Joko Widodo mencium adanya gerakan politik besar yang diarahkan kepadanya.
Isu tersebut mencuat seiring tudingan ijazah palsu dan wacana pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Jokowi yang tampil belum sepenuhnya pulih akibat alergi kulit Stphens Johnson Syndrom (SCS) enggan menjabarkan detail agenda itu.
Ia hanya menyebut aroma manuver politik itu menargetkan dirinya dan keluarga.
Menurut Jokowi, hal itu bertujuan meruntuhkan reputasi politik yang sudah dibangun.
Baginya, manuver semacam itu dianggap biasa.
Sengkarut dugaan ijazah palsu Jokowi belum sepenuhnya usai meski beberapa gugatan serupa sempat dihentikan.
Contohnya, sidang di Pengadilan Negeri Surakarta yang memutuskan gugatan ijazah palsu gugur karena dianggap di luar kewenangan.
Sementara laporan yang pernah dilayangkan Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) ke Bareskrim Polri juga dinyatakan rampung.
Hasil laboratorium forensik membuktikan dokumen ijazah Jokowi asli.
Saat ini satu perkara masih berjalan yaitu laporan pencemaran nama baik yang dilayangkan Jokowi ke Polda Metro Jaya.
Kasus tersebut kini naik ke tahap penyidikan.
Dengan naiknya status perkara, penetapan tersangka diprediksi akan segera dilakukan.
Di sisi lain, isu pemakzulan Gibran Rakabuming Raka juga belum mereda.
Forum Purnawirawan TNI menjadi pihak yang pertama menggulirkan tuntutan agar putra sulung Jokowi itu dicopot dari kursi wakil presiden.
Surat permintaan pemakzulan sudah diajukan ke DPR untuk ditindaklanjuti.
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menyatakan lembaganya akan memproses surat Forum Purnawirawan TNI.
Ia menjelaskan surat itu akan dibahas sesuai prosedur di Badan Musyawarah dan rapat pimpinan.
Hingga kini, perdebatan tentang pemakzulan Gibran masih memanas di tengah masyarakat.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

