
Repelita Teheran - Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengungkap bahwa dirinya menjadi sasaran percobaan pembunuhan yang diduga dilakukan oleh Israel.
Menurut Pezeshkian, serangan tersebut terjadi saat ia tengah mengikuti sebuah rapat penting yang kemudian dibombardir oleh pasukan Zionis.
“Bukan Amerika Serikat yang mencoba membunuh saya. Tapi Israel. Saat saya berada dalam sebuah pertemuan, mereka berusaha membombardir lokasi pertemuan itu,” ujar Pezeshkian dalam pernyataan berbahasa Persia yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.
Pernyataan itu disampaikannya dalam wawancara dengan tokoh media Amerika Serikat, Tucker Carlson.
Ia tidak merinci lokasi serta waktu kejadian serangan tersebut, namun menegaskan bahwa peristiwa itu merupakan bagian dari pola lama aksi militer Israel terhadap tokoh-tokoh yang dianggap musuh politik.
Ia menyinggung bahwa Israel kerap menggunakan kekuatan bersenjata untuk menyingkirkan tokoh perlawanan.
Beberapa nama seperti Ismail Haniyah dari Hamas serta Hassan Nasrallah dari Hizbullah disebut pernah menjadi sasaran.
Termasuk pula sejumlah jenderal penting Iran yang tewas akibat operasi militer yang diduga dilakukan oleh Israel.
Baru-baru ini juga beredar kabar bahwa Israel memiliki rencana untuk menyerang Pemimpin Spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Namun rencana tersebut disebut batal karena tidak mendapatkan restu dari Amerika Serikat.
Kehadiran Khamenei dalam acara keagamaan di Teheran akhir pekan lalu disambut suka cita oleh para pendukungnya sebagai tanda bahwa upaya pembunuhan itu gagal.
Dalam kesempatan yang sama, Pezeshkian juga menegaskan bahwa negaranya tidak menghendaki peperangan lebih lanjut.
“Kami tidak memulai perang ini dan kami tidak ingin konflik ini terus berlanjut dalam bentuk apa pun,” ucapnya.
Ia mengulangi visi yang diusung dalam masa kampanyenya, yakni membangun persatuan internal dan menjalin hubungan baik dengan negara-negara tetangga.
Ia juga membuka peluang untuk melanjutkan negosiasi nuklir dengan Amerika Serikat.
Namun ia menggarisbawahi bahwa kepercayaan harus dipulihkan lebih dulu agar perundingan tersebut dapat berjalan.
“Ada syaratnya… untuk kembali ke meja perundingan. Bagaimana kami bisa percaya lagi pada Amerika Serikat? Kami sudah berunding sebelumnya, tapi bagaimana kami bisa yakin bahwa Israel tidak diberi izin menyerang kami di tengah proses itu?” ujar Pezeshkian.
Ia juga membantah bahwa Iran terlibat dalam dugaan rencana pembunuhan terhadap mantan Presiden AS, Donald Trump.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

