Repelita Jakarta - Desakan agar Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dimakzulkan terus menguat.
Forum Purnawirawan TNI telah mengirim surat pemakzulan ke DPR sejak dua bulan lalu.
Namun, Ketua DPR RI Puan Maharani mengklaim belum menerima surat tersebut hingga saat ini.
Tak hanya dari para purnawirawan, banyak kalangan masyarakat juga mendukung pemakzulan Gibran.
Pertanyaan mengenai siapa yang akan menggantikan Gibran jika proses pemakzulan berhasil pun mulai bergulir.
Dalam diskusi kanal YouTube Hendri Satrio, Bivitri Susanti dan Bambang Widjojanto memberikan pandangan soal dinamika ini.
Bivitri menyebut posisi Gibran sangat bergantung pada koalisi politik yang kini berada di bawah kendali Prabowo Subianto.
Ia menilai perlindungan dari koalisi tersebut mulai melemah.
“Kalau sudah tak bisa melindungi, ya sudah lepas,” kata Bivitri.
Menurutnya, partai-partai akan mulai berhitung ulang soal pengganti Gibran, termasuk peluang munculnya nama seperti Puan Maharani atau AHY.
Ia juga menyebut kemungkinan Presiden Prabowo tersandera oleh pengaruh Joko Widodo.
“Indikasinya, Presiden Prabowo seperti tersandera oleh Jokowi,” ujarnya.
Meski tak menjelaskan bentuk tekanan itu, Bivitri yakin kedekatan Prabowo-Jokowi memainkan peran penting dalam kelangsungan jabatan Gibran.
Sementara itu, Bambang Widjojanto menegaskan pentingnya momentum untuk mendorong pemakzulan.
“Secara politik bisa lewat mana saja, tapi memang harus ada momentum,” jelasnya.
Ia menilai pemakzulan harus dijalankan dengan transformasi yang matang dan pertimbangan politik yang jelas.
Bivitri mengakui bahwa Gibran adalah kunci kemenangan Prabowo dalam Pilpres 2024 lalu.
“Prabowo kan berkali-kali kalah, kita semua tahu. Dan saat itu semua pendukungnya membutuhkan Gibran,” ungkapnya.
Dengan kondisi koalisi yang dinilai mulai longgar, peluang pemakzulan Gibran akan sangat bergantung pada manuver politik dalam lingkaran Prabowo sendiri. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok