
Repelita Jakarta - Sejumlah tokoh ulama Islam menyampaikan kecaman keras terhadap konten video pendek bertema neraka yang saat ini tengah ramai diperbincangkan di berbagai platform media sosial, termasuk X.
Video tersebut dinilai telah menistakan simbol-simbol agama dan melecehkan konsep surgawi serta neraka yang menjadi bagian inti dari keyakinan umat beragama.
Dalam video berjudul Hari Pertama Masuk Neraka Cek dan Hari Kedua di Neraka Cek Part 1, terlihat visualisasi seseorang di lingkungan menyerupai neraka lengkap dengan kobaran api dan sungai lava.
Konten tersebut diproduksi menggunakan kecerdasan buatan atau AI untuk menciptakan suasana menyeramkan namun disampaikan dengan gaya candaan.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur, menyatakan bahwa konten semacam ini tergolong pelecehan terhadap keyakinan.
Ia menegaskan bahwa sikap meremehkan eksistensi neraka atau membuatnya bahan lawakan merupakan perbuatan yang sangat menyimpang secara akidah.
Gus Fahrur mengingatkan bahwa mempermainkan simbol keimanan lintas agama bisa mencederai hubungan sosial keagamaan dan berpotensi menjadi dosa besar.
Ia juga mengimbau agar para kreator konten tidak menggunakan teknologi untuk merusak nilai-nilai spiritual masyarakat.
Menurutnya, keyakinan akan surga dan neraka merupakan fondasi ajaran yang dipercayai semua agama samawi.
Kecaman serupa juga disampaikan Ustadz Anugrah Sam Sopian dari Majelis Taklim Was Sholawat An Nur, Purwakarta, Jawa Barat.
Ia menyebut tindakan menjadikan surga atau neraka sebagai bahan candaan merupakan bentuk istihza atau pengolok-olokan terhadap agama.
Ustadz Anugrah mengingatkan bahwa tindakan tersebut termasuk dalam kategori riddah atau kemurtadan.
Ia mengutip surat At Taubah ayat 65-66 sebagai dasar bahwa mengolok-olok agama dan wahyu dapat menyebabkan seseorang keluar dari Islam.
Menurutnya, konten semacam itu mengundang kerusakan lebih besar, karena berpotensi menjadi pembenaran untuk saling mengejek antarumat beragama.
Ia menambahkan, lisan yang tak terkendali demi membuat orang tertawa kadang mengarah pada dusta dan penghinaan terhadap nilai suci.
Sementara itu, Wakil Ketua Koalisi Ulama Habaib Pengacara Anti Penodaan Agama (KUHAP APA), Novel Bamukmin menyebut video tersebut dapat dikategorikan sebagai penghinaan terhadap agama.
Novel menjelaskan bahwa baik dalam Al-Qur'an maupun hadis, neraka dijelaskan sebagai tempat penuh azab dan bukan untuk candaan.
Ia mencontohkan bahwa sejak manusia pertama, kisah Qabil dan Habil sudah menunjukkan bahwa siksa adalah hal nyata yang menyakitkan.
Novel juga menyebut tragedi Palestina sebagai bentuk nyata dari penderitaan dunia yang menyayat dan tak pantas dibuat lelucon.
Menurutnya, jika siksa neraka digambarkan dalam bentuk candaan, itu adalah penghinaan yang bisa dikenakan jerat hukum pidana penistaan agama.
Ia menyerukan agar konten itu segera diturunkan dan para pembuatnya meminta maaf secara terbuka kepada umat Islam.
Dalam video pertama berdurasi sembilan detik, digambarkan seorang pria berada dalam kobaran api yang disebut sebagai hari pertama di neraka.
Sementara dalam video kedua berdurasi 41 detik, digambarkan seolah-olah seseorang sedang berlibur dan mandi lava sambil bercanda.
"Liburan dulu guys, nyobain mandi lava, ternyata seru juga, panasnya mantul," ujar tokoh dalam video tersebut.
Seluruh visual dalam video tersebut merupakan hasil rekayasa kecerdasan buatan dan hingga kini belum diketahui siapa pembuatnya.
Namun reaksi publik, terutama dari kalangan tokoh agama dan netizen, mayoritas menganggap video tersebut sangat tidak etis dan menyesatkan, terutama bagi kalangan muda. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

