Repelita Jakarta - Kepercayaan bahwa hewan kurban menjadi kendaraan di akhirat masih sering diperbincangkan di masyarakat.
Keyakinan ini menyatakan bahwa hewan sembelihan akan membantu pemiliknya melewati jembatan shiratal mustaqim pada hari kiamat.
Dasar gagasan tersebut berasal dari beberapa hadis yang dikaitkan dengan Nabi Muhammad SAW.
Salah satunya tercantum dalam kitab Al-Firdaus karya Imam Ad-Dailami yang meriwayatkan sabda Rasulullah dari Abu Hurairah RA.
Umat Islam dianjurkan memilih hewan kurban yang sehat dan gemuk karena hewan itu akan datang di hari akhir sebagai kendaraan bagi pemiliknya.
Namun, keaslian hadis ini masih menjadi perdebatan di kalangan ulama.
Ustaz Adi Hidayat dalam sebuah video di kanal YouTube Adi Hidayat Official menyampaikan bahwa riwayat tersebut tergolong lemah dan sebagian ulama menyebutnya tanpa asal yang kuat.
“Hadis-hadis ini oleh para ahli dinilai memiliki kelemahan, sebagian besar tidak bersanad kuat, sehingga dipandang sebagai riwayat yang bermasalah,” ujarnya.
Meski demikian, ia tidak langsung menolak makna spiritual dari narasi tersebut.
Menurut Ustaz Adi, istilah “kendaraan” kemungkinan bersifat kiasan dalam bahasa Arab.
Pahala dari hewan kurban yang disembelih dengan ikhlas dan dalam kondisi terbaik bisa menjadi pemberat amal bagi pelakunya di akhirat.
“Pahala yang besar karena berkurban dengan cara terbaik itulah yang bisa memudahkan kita melewati shiratal mustaqim. Jadi bukan hewan itu secara fisik yang ditunggangi, tapi pahala dari pengorbanan itulah yang menolong kita,” jelasnya.
Ia juga menyinggung soal kurban patungan, misalnya tujuh orang berbagi satu ekor sapi.
Menurutnya, yang penting bukan jumlah orang, melainkan kualitas niat dan kesungguhan dalam berkurban.
Mengambil pelajaran dari kisah dua anak Nabi Adam AS, Ustaz Adi menegaskan bahwa kurban yang diterima adalah yang dilakukan dengan penuh ketakwaan, bukan hanya dilihat dari bentuk atau jumlahnya.
Dengan demikian, fokus utama ibadah kurban adalah seberapa tulus dan berkualitas pengorbanan tersebut dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT, bukan tentang siapa yang bisa menunggangi hewan kurban secara fisik di akhirat.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

