Repelita Jakarta - Presiden terpilih Prabowo Subianto dikabarkan mengutus Presiden Joko Widodo untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan.
Keputusan ini menimbulkan beragam respons dari berbagai kalangan.
Beberapa pengamat menilai langkah tersebut sebagai keputusan yang masuk akal.
Jokowi dinilai memiliki hubungan yang baik dengan Vatikan.
Selama menjabat sebagai presiden, Jokowi pernah menerima kunjungan dari perwakilan Vatikan dan aktif membangun dialog antaragama.
Penugasan ini dianggap akan memperkuat posisi diplomatik Indonesia di kancah internasional.
Kehadiran Jokowi di Vatikan dinilai dapat mewakili Indonesia secara simbolis sebagai negara demokratis dengan populasi Muslim terbesar di dunia yang menjunjung tinggi toleransi.
Namun, sejumlah kalangan menyampaikan pandangan berbeda.
Ada yang menganggap keputusan tersebut terlalu politis dan bisa menimbulkan tafsir bahwa Jokowi masih memiliki peran besar dalam urusan kenegaraan di masa pemerintahan yang akan datang.
Meski demikian, tidak sedikit pula yang menilai bahwa ini adalah bentuk penghormatan negara terhadap pemimpin agama dunia yang telah wafat.
Prabowo disebut ingin menunjukkan kesinambungan diplomasi antar-pemimpin negara yang telah berjalan sebelumnya.
Langkah ini juga mencerminkan kesediaan untuk merangkul dan melibatkan tokoh-tokoh nasional lintas periode dalam urusan-urusan penting yang berkaitan dengan wajah Indonesia di mata dunia.
Keputusan Prabowo menjadi sorotan tidak hanya karena sosok yang diutus, namun juga karena momen strategis di awal masa transisi kepemimpinannya.
Publik kini menanti bagaimana efek jangka panjang dari keputusan tersebut dalam hubungan luar negeri Indonesia dan dalam lanskap politik nasional.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

